indoposnews.co.id – Garuda Indonesia (GIAA) menyerap dana right issue Rp7,3 triliun. Realisasi itu mencapai 94 persen dari total koleksi dana right issue Rp7,77 triliun. So, dana hasil right issue tersisa Rp468,87 miliar.
Secara rinci, alokası dana right issue itu untuk sejumlah keperluan. Senilai Rp3,13 triliun alias 40,27 persen untuk maintenance & restorasi. Pemenuhan maintenance reserve Rp899,99 miliar setara 11,56 persen. Keperluan bahan bakar Rp1,73 triliun selevel dengan 22,25 persen.
Baca juga: Budi Said Tersangka! Antam Sanjung Setinggi Langit Kejagung
Lalu, biaya sewa pesawat Rp900 miliar alias 11,56 persen. Biaya restrukturisasi Rp370 miliar setara dengan 4,76 persen, dan kebutuhan modal kerja Rp275,88 miliar alias 3,54 persen. Selanjutnya, sisa dana right issue Rp468,87 miliar ditempatkan sebagai giro pada bank BUMN.
Penempatan dana dengan jangka waktu bersifat dinamis berbalut tingkat bunga alias bagi hasil 4 persen. Sekadar informasi, pada 2 Desember 2022 silam, emiten aviasi itu, mengantongi dana kotor hasil right issue sejumlah Rp7,79 triliun. Setelah dikurangi biaya emisi Rp21,51 miliar, Garuda Indonesia mengemas dana bersih Rp7,77 triliun.
Biaya penyelenggaraan right issue meliputi jasa profesi penunjang pasar modal Rp18,6 miliar alias 86,5 persen. Biaya jasa lembaga penunjang pasar modal Rp900 juta atau 4,18 persen. Biaya jasa konsultasi keuangan Rp1,6 miliar atau 7,44 persen, dan biaya lain-lain dapat diatribusikan langsung sebagai biaya emisi Rp403,87 juta alias 1,88 persen. (abg)