Indoposonline.NET – PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) berpotensi meraup dana segar Rp40 triliun dari rights issue. Dengan begitu, holding ultramikro bakal memiliki modal besar untuk ekspansi. Baik untuk peningkatan pembiayaan, dan pemberdayaan ekosistem usaha mikro dan ultramikro (UMi) nasional.
”Rights issue BRI untuk pembentukan holding BUMN ultramikro sangat fantastisk,” tutur Head of Research PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma, Senin (19/7).
Baca juga: Proyek Reklamasi Tak Jelas, Moody’s Lorot Rating Utang Agung Podomoro Land
BRI diproyeksi memiliki kesempatan untuk menggalang dana segar dari investor publik Rp40 triliun. Dana itu untuk penguatan modal, dan pengembangan bisnis ke depan. ”Mislanya, kalau hanya terserap 50 persen sudah bisa terkumpul Rp20 triliun,” imbuhnya.
Medio Juni 2021, BRI telah mempublikasikan keterbukaan informasi soal rencana rights issue. BRI menjadi perusahaan induk holding BUMN sektor UMi-UMKM diawali dengan pelaksanaan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD).
Baca juga: Pos Indonesia Kerahkan 21 Ribu Personel Kawal Distribusi BST
Pada rights issue itu, perseroan akan menjajakan saham baru kira-kira 28,67 miliar seri B atau setara 23,25 persen saham perseroan dengan nilai nominal Rp50 per lembar. Pemerintah sebagai pengendali akan mengambil bagian atas seluruh HMETD menjadi haknya melalui mekanisme inbreng atas saham milik pemerintah di Pegadaian, dan PNM masing-masing 99,99 persen.
Pemerintah telah menerbitkan landasan hukum pembentukan holding dengan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2021. Beleid itu hadir sebagai bentuk perwujudan visi pemerintah meningkatkan aksesibilitas layanan keuangan segmen ultramikro. Sesuai PP itu, holding terdiri atas tiga entitas BUMN yakni BRI, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Masyarakat Madani (PNM). Pada Kamis, 22 Juli mendatang BRI akan menggelar RUPSLB dengan agenda persetujuan atas rights issue kepada para pemegang saham.
Baca juga: Efek PPKM Darurat, Penumpang Bandara Soetta Anjlok 70 Persen
Suria mengakui tidak sedikit investor berebut aksi korporasi tersebut. Pasalnya, potensi pengembangan bisnis akan semakin kuat, dan banyak memberi multiplier effect besar terhadap ekonomi. BRI nanti memiliki rasio kecukupan modal di kisaran 23 persen. Capaian itu melebihi posisi permodalan bank pelat merah lain.
Menyusul fakta itu, rasio kecukupan modal tersebut berguna melakukan ekspansi untuk mendorong pemulihan ekonomi pascapandemi. PNM dan Pegadaian, memiliki kinerja positif di masa pandemi. Jadi, perlu didorong dengan bantuan lebih besar lagi di masa pemulihan. (abg)