• Redaksi
Senin, Juni 9, 2025
indoposnews.co.id
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposnews.co.id
No Result
View All Result
Home Headline

Hitung Emir

Sandy H by Sandy H
18 Agustus 2021 08:39
dahlan iskan
Share on FacebookShare on Twitter

oleh Dahlan Iskan

BEGITU takut mereka pada Taliban. Ribuan orang. Mereka lari berdesakan ke bandara internasional Kabul. Cari selamat.

Tujuh orang tidak selamat. Mereka meninggal di bandara itu. Bukan oleh Taliban, tapi akibat kepanikan mereka sendiri: mereka berkeras ingin masuk pesawat.

Baca Juga

Ujung Tombak Apple

Amarah Beliung

Akhirnya Prabowo!

Emas Crazy

Pun ketika pintu pesawat itu sudah ditutup.

Bahkan ketika roda pesawat pun sudah mulai bergerak mereka masih mengejarnya. Ratusan orang masih menghadang. Sebagian masih mencoba menaiki dinding pesawat. Sebagian lagi seperti ingin ikut terbang dengan cara melekatkan badan di dinding luar pesawat itu.

Di foto lain terlihat bagaimana orang berjejal memenuhi garbarata –belalai menuju pintu pesawat. Yang tidak bisa masuk dari dalam, menaiki tangga dari luar. Tanpa visa. Tanpa paspor. Apalagi tiket.

Ribuan orang memenuhi bandara itu. Ingin meninggalkan Afghanistan. Mereka tidak mau mengulangi masa kelam di bawah pemerintahan Taliban yang kejam.

Bandara macet. Landasan tidak bisa dipergunakan.

Akhirnya tentara Amerika mengamankan bandara itu. Kemarin pesawat-pesawat militer sudah bisa datang menjemput personel Amerika yang masih tersisa di Afghanistan.

Selebihnya harus menerima keadaan: kembali pulang ke rumah masing-masing. Sambil cemas. Waswas. Menunggu nasib.

Kedutaan Amerika di sana segera mengeluarkan pengumuman: yang boleh ke bandara hanyalah yang sudah mendapat pemberitahuan.

Bandara pun kembali sunyi.

Belum ada pemerintahan apa pun di Afghanistan –sejak presiden hasil Pemilu lari meninggalkan negara itu hari Minggu lalu. Tapi sudah beredar di medsos agar semua penduduk tetap di rumah masing-masing. Rumah juga harus dikunci. Agar tidak menjadi sasaran penjarahan dan perampokan.

Selebihnya aman. Tidak ada laporan tindak kekerasan. Sampai tadi malam, menurut pantauan media di Pakistan dan India, Afghanistan tetap aman. Duta Besar Indonesia di Kabul, Mayjen Arif Rachman, juga menyatakan baik-baik saja. Saya menelepon sang duta besar kemarin.

Para pemimpin Taliban sedang berunding dengan tokoh-tokoh non-Taliban –untuk membentuk pemerintahan baru. Mereka akan dilibatkan di pemerintahan. Para wanita dijamin keamanan mereka. Gadis-gadis yang sudah waktunya sekolah sudah diminta kembali bersekolah –di zaman Taliban lama mereka dilarang sekolah.

Yang jelas Taliban kembali berkuasa. Bentuk negara Republik Islam akan ditinggalkan. Diganti dengan Emirat Islam Afghanistan (Islamic Emirate of Afghanistan).

Kita masih menunggu wujud akhir dari bentuk emirat itu. Apakah seperti Uni Emirat Arab (UEA). Negara kecil UEA itu merupakan gabungan dari 7 ke-Emiran.

Saya juga belum tahu ada berapa emir di seluruh Afghanistan yang begitu besar.

Satu ke-Emiran adalah mirip satu negara bagian di Amerika Serikat. Tapi penguasa ”negara bagian” itu disebut Emir. Seorang raja kecil. Dengan wilayah yang amat kecil. Bukan seperti gubernur di negara bagian yang dipilih oleh rakyat di negara bagian itu.

Mungkin bentuk Emirat itu dianggap cocok untuk Afghanistan. Sebenarnya saya ingin diskusi soal ini dengan ahli Afghanistan yang ada di Indonesia. Tapi saya tidak berhasil menemukannya. Saya menghubungi beberapa profesor dari beberapa Universitas Islam Negeri. Mereka juga tidak menemukan siapa ahli Afghanistan di universitas itu.

Pengetahuan saya tentang Afghanistan sangat terbatas. Untung saya sering diskusi dengan orang Pastun. Yakni ketika saya hampir sebulan di Pakistan. Dua tahun lalu. Banyak orang suku Pastun di Pakistan. Apalagi di Pakistan bagian utara. (Baca juga tulisan Dahlan Iskan saat ke Pakistan: Menghargai Sahabat)

Saya juga ke Peshawar. Kota yang berdekatan dengan perbatasan Afghanistan. Saya ingin menyeberang ke Kandahar dan Kabul dari Peshawar. Tapi tidak berhasil. Di Peshawar saya banyak bertemu dengan orang-orang Pastun. Baik yang mengungsi mau pun yang sudah turun-temurun di Pakistan.

Di Amerika, terutama di Michigan, saya juga bertemu beberapa orang Pastun. Saya selalu diskusi mengenai Afghanistan dengan mereka. (Tulisan Dahlan Iskan saat bertemu orang Pastun di AS bisa dibaca di sini: Masjid di Depok-nya Dallas.

Saya juga pernah bertemu pejuang Taliban nan Pastun di Tashkent, Uzbekistan.

Mereka tahu, saya menginap di hotel Tashkent. Malam-malam mereka mengetuk pintu. Mereka, tiga orang, memaksa masuk kamar –sambil membisikkan kata-kata rahasia yang saya tidak mengerti.

Ternyata mereka pejuang Taliban. Mereka menginginkan dolar Amerika. Saya bisa tukar uang rubel kepada mereka. “Rate-nya lebih baik,” kata mereka.

Malam itu saya ketakutan. Maka saya beri mereka 200 dolar. Saya menerima satu gebok uang rubel. Banyak sekali. Waktu itu Uzbekistan masih menjadi bagian Uni Soviet yang komunis. Saya tidak bisa menghabiskan uang itu. Tidak banyak barang yang bisa dibeli selama di Tashkent, Moskow maupun di St Petersburg. Segebok rubel itu saya tinggal di kamar hotel –ketika saya pulang ke Indonesia. Hanya sebagian saya bawa pulang untuk kenangan.

Pemikiran ke bentuk Emirat itu rasanya berbasis kenyataan di lapangan. Tidak ada pemerintah yang mana pun yang benar-benar bisa menguasai seluruh wilayah Afghanistan.

Pun Inggris. Yang berhasil menguasai India sampai Jazirah Arab, gagal menguasai Afghanistan.

Negeri itu berbentuk pegunungan yang tinggi-tinggi. Yang sulit dijangkau. Sekaligus bagus untuk pertahanan. Juga persembunyian.

Di setiap ceruk pegunungan memiliki penguasanya sendiri.

Penguasa gunung itu biasanya kaya. Mereka bukan raja tapi sangat berkuasa. Semua perkataannya ditakuti. Mereka umumnya bergelar Khan.

Alam yang demikian membentuk karakter mandiri. Sulit dijajah. Komunikasinya sedikit, egonya besar. Tapi mereka juga bisa menjadi tuan rumah yang baik untuk tamu-tamu mereka.

Sifat itulah yang kemudian menjadi ciri khas suku Pastun. Yakni suku yang menguasai 50 persen penduduk Afghanistan. Ciri khas itu lantas disebut sebagai Pastunway atau Pastunwadi.

Orang Pastun, seumur hidup, selalu terlibat perang. Baik sebagai perorangan maupun kelompok. Setiap orang Pastun adalah pejuang, politisi sekaligus pengajar agama.

Rasa dendam mereka sangat tinggi. Demikian juga kewaspadaan mereka. Wanita pada dasarnya sangat dilindungi –jangan ganggu wanita mereka. Kemudian menjadi over protected –dalam versi modern disebut kekangan-kekangan.

Banyak juga orang Pastun yang berhasil di luar Afghanistan. Imran Khan, Perdana Menteri Pakistan sekarang adalah orang Pastun. Salman Khan –Anda lebih tahu dari saya– sukses besar sebagai bintang film di Bollywood. Demikian juga bintang film cantik India, Zareen Khan.

Sebenarnya kita bisa menghitung sendiri akan ada berapa Emir, kira-kira, di seluruh Afghanistan. Google map bisa sangat membantu. Kita hitung saja: ada berapa puluh atau ratus pegunungan di Afghanistan. Sebanyak itulah Emir yang berkuasa di sana.

Pemilu model Amerika –seperti yang dicoba 20 tahun terakhir– tidak akan memuaskan sistem kekuasaan lokal seperti itu.

Apalagi sistem noken ala Papua belum sempat dicoba di sana. (Dahlan Iskan)

Tags: dahlan iskandiswayhitung emir

Berita Terkait

Ujung Tombak Apple
Headline Utama

Ujung Tombak Apple

2024/09/22
Amarah Beliung
Headline News

Amarah Beliung

2024/05/25
Akhirnya Prabowo!
Headline Utama

Akhirnya Prabowo!

2024/02/15
Fokus Eksplorasi Emas, Aneka Tambang Bakar Duit Rp38,90 Miliar 
Ekonomi

Emas Crazy

2024/01/20
Buya Syakur
Headline Utama

Buya Syakur

2024/01/19
Aneka Tambang
Headline Utama

Bara Emas Antam 

2023/12/15

Populer

Simak! Ini Perbedaan kuliah Administrasi Perkantoran dan Administrasi Bisnis

Simak! Ini Perbedaan kuliah Administrasi Perkantoran dan Administrasi Bisnis

6 Januari 2022 15:59
Karnaval SCTV

Karnaval SCTV Digelar di Bogor, Catat Tanggal, dan Intip Para Bintangnya

15 Juli 2022 11:11
Lucy In The Sky

Kendalikan Lucy In The Sky, Ini Bisnis yang Digeluti Delta Wibawa Bersama

23 April 2022 13:27
Jumpa pers PT.HDI menyingkapi kasus hukum yang menimpa JE di kantor PT. HDI di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/7)I

Langgar Kode Etik, HDI Hentikan Keanggotaan JE

8 Juli 2022 19:10
Ade Jona Prasetyo

Sosok Ayah Inspirasi Ade Jona Prasetyo Raih Kesuksesan

25 Oktober 2021 13:24
istimewa

Dari Game Mobile Legend, Zeva Christian Buktikan Gen Z Bisa Hasilkan Cuan Miliaran

26 September 2023 16:27
Kertas Basuki Rachmat

Kejagung Sita Aset Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Ini Penjelasan Manajemen 

22 Maret 2022 12:00
we Tv (Foto : ist)

WeTV Rilis Fitur Sewa Konten WeTV Original

30 April 2022 00:16
King Kevin, Sosok di Balik Suksesnya Planet Gadget yang Suka Bikin Konten Motivasi di Tiktok

King Kevin, Sosok di Balik Suksesnya Planet Gadget yang Suka Bikin Konten Motivasi di Tiktok

2 Desember 2022 15:06
Allo Bank

Gemar Transaksi, Ali Gunawan Koleksi 7,95 Juta Saham Bank Milik Chairul Tanjung

2 Februari 2022 18:27

Pilihan Redaksi

Melesat 17 Persen, Ciputra Development Serok Laba Rp483 Miliar

Melesat 17 Persen, Ciputra Development Serok Laba Rp483 Miliar

14 Mei 2024 13:27
Erick

Rights Issue Sukses, Erick Thohir Sanjung Direksi BRI

30 September 2021 01:57
Salim Ivomas

Respons Dugaan Kartel Migor, Berikut Penjelasan Salim Ivomas Pratama 

29 Juli 2022 07:40
Bakrie & Brothers

Bakrie & Brothers Defisit Rp19,69 Triliun, meski Laba Melesat 717 Persen 

23 Mei 2023 09:27
Ekspor mamin

Melangit 42,59 Persen, Ekspor Mamin Tembus USD19,58 Miliar

8 Agustus 2021 22:27 - Updated on 9 Agustus 2021 06:03
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan

Terduga Teroris Berprofesi Tukang Bengkel Ditangkap Densus 88

8 November 2021 21:05
Sekjen bersama jajaran BPIP dan pejabat eselon II Kemenag

Kemenag – BPIP Sinergi Penguatan Ideologi Pancasila

14 Maret 2022 20:25
Kanan-Kiri: Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, SpA(K), M.TropPaed - Ketua Komnas KIPI bersama Salsabila Syaira - pembawa acara tengah berdiskusi tentang AstraZeneca Aman, Vaksinasi Terus Jalan dalam Dialog Produktif Semangat Selasa yang digelar secara virtual oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional dan Kementerian Komunikasi dan Informasi pada Selasa, 25 Mei 2021 di Jakarta. (ist)

Amankah AstraZeneca Turunkan Kasus COVID-19, Berikut Kata Ahlinya

25 Mei 2021 20:21 - Updated on 26 Mei 2021 08:29
Bank BRI

Hari Ini, Bank BRI Transfer Kas Negara dengan Dividen Rp14 Triliun 

1 April 2022 20:00
Darma Henwa

Darma Henwa Tabulasi Laba USD0,88 Juta, Ini Rahasianya

5 Juli 2021 20:48

About

indoposnews.co.id

“Berita Terbaru Indonesia”
Alamat :
Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Telepon : 02174773761
Email : redaksiindoposnews@gmail.com

Follow us

Alamat : Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta. Telepon : 02174773761 Email : redaksiindoposnews@gmail.com

No Result
View All Result
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks

Alamat : Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta. Telepon : 02174773761 Email : redaksiindoposnews@gmail.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
indoposnews.co.idLogo Header Menu