indoposnews.co.id – Bukit Uluwatu (BUVA) masih menyisakan utang jatuh tempo, dan bunga kepada Nusantara Utama Investama (NUI). Utang dan bunga itu, tidak masuk dalam konversi kepada Nusantara Investama sebagai pengendali baru.
Di mana, perseroan akan mencicil utang tersebut dengan pembayaran dilakukan setiap bulan pada tanggal 25. Dan, akan dilakukan perseroan hingga seluruh sisa kewajiban jatuh tempo, dan bunga akan dibayarkan secara penuh pada 25 November 2024.
Baca juga: Lunasi Tunggakan! BEI Lepas Gembok Emiten Menantu Megawati Bukit Uluwatu
”Perseroan akan berusaha maksimal dengan mempertimbangkan kecukupan modal kerja untuk melakukan pembayaran hingga pelunasan secara bertahap setiap bulan kepada Nusantara Utama Investama selaku kreditur perseroan,” tulis Benita Sofia, Corporate Secretary Bukit Uluwatu.
”Kalau dianggap perlu, perseroan juga akan melakukan negosiasi dengan PT Nusantara Utama Investama untuk menentukan jadwal pembayaran sisa kewajiban jatuh tempo tidak dikonversi disesuaikan dengan kemampuan, dan kondisi cashflow perseroan,” imbuhnya.
Baca juga: Bukit Uluwatu Tidak Grusa-grusu Lanjutkan Proyek Alila SCBD
Menyusul pelaksanaan private placement, dan perubahan pengendali, perseroan akan tetap melanjutkan bisnis seperti biasa (business as usual) sebagaimana selama ini sudah dijalankan, dengan pelaksanaan kegiatan operasional sesuai dengan Good Corporate Governance, dan peraturan perundang-undangan berlaku.
Perseroan, secara garis besar, akan melanjutkan, dan meningkatkan kinerja bisnis-bisnis dari grup perseroan dengan dengan rencana sebagai berikut. Meningkatkan kinerja Alila Villas Uluwatu, dan Alila Ubud saat ini menjadi tulang punggung (backbone) secara finansial dari grup perseroan. Melanjutkan pembangunan proyek-proyek grup perseroan selama ini sudah berjalan.
Baca juga: Sukses Arungi Masa Kritis, Bukit Uluwatu Mainkan Strategi Ini
Mencari peluang lain untuk mengembangkan usaha grup perseroan dengan tetap mempertahankan fokus bisnis bidang perhotelan, gaya hidup, dan rekreasi (hospitality, lifestyle and leisure), dan mengontrol keuangan perseroan secara lebih efektif, dan efisien. Untuk melanjutkan proyek-proyek grup perseroan, perseroan akan membuat studi kelayakan (feasibility study) lanjutan dari yang sudah ada sebelumnya.
Lebih lanjut, sumber dana perseroan untuk melanjutkan bisnis berasal dari antara lain hasil usaha perseroan, pinjaman perbankan, pinjaman pemegang saham, dan/atau modal yang diraih melalui aksi korporasi (corporate action) right issue.
Baca juga: Keuangan Memburuk, Bukit Uluwatu Tunggak Pembayaran Annual Listing Fee 2020
Perseroan berada di bawah kendali PT Nusantara Utama Investama, milik Hapsoro Sukmonohadi atau Happy Hapsoro. Itu dilakukan private placement 12,5 miliar saham baru, dengan harga pelaksanaan private placement Rp60 per lembar. Akuisisi dilakukan melalui mekanisme konversi utang kepada Nusantara Utama Investama senilai Rp754,40 miliar.
Per 11 Juli 2023, pemegang saham Bukit Uluwatu antara lain Nusantara Utama Investama 12,57 miliar helai alias 64,86 persen. Archipelago Resorts and Hotels Ltd 1,89 miliar lembar atau 9,76 persen dari 27,79 persen. Asia Leisure Network 1,7 miliar eksemplar setara 8,78 persen dari 25 persen, masyarakat 3,21 miliar saham setara 16,58 persen dari 34,19 persen, dan NV III Holdings Ltd menjadi nihil dari 885,77 juta lembar atau 13 persen. (abg)