Indoposonline.net – Perusahaan pertanian group sampoerna, PT Sampoerna Agro (SGRO) menderita kerugian Rp201,42 miliar sepanjang 2020, berbanding terbalik dengan laba Rp33,15 miliar pada 2019. Akibatnya, perseroan membukukan rugi per saham dasar Rp111, berbanding terbalik dibanding 2019 mencatatkan laba per saham senilai Rp18.
Berdasar laporan keuangan pada laman BEI, Jumat (16/4) disebutkan, penjualan tumbuh 7,1 persen menjadi Rp3,502 triliun dibanding 2019 sebesar Rp3,268 triliun. Namun, beban pokok penjualan Rp2,618 triliun atau tumbuh 1,08 persen dibanding 2019 tercatat Rp2,59 triliun.
Baca juga: Tambang Emas Milik Boy Thohir Buyback Saham Ratusan Miliar
Laba kotor naik 30,42 persen menjadi Rp883,91 miliar. Sayangnya, beban provisi liabilitas kontigensi tertulis Rp319,16 miliar, sedang pada 2019 pos tersebut nihil. Beban pajak penghasilan Rp292,2 miliar atau membengkak 119,5 persen dibanding 2019 sebesar Rp133,94 miliar.
Direktur Utama SGRO Budi Halim menjelaskan, di tengah intensitas hujan semakin tinggi triwulan empat 2020, produksi minyak sawit meningkat signifikan mencapai 131.585 ton, atau 112 persen lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya.
Baca juga: Ramadan Effect, Nilai Transaksi Harian Tembus Rp9,76 Triliun
Lonjakan itu, telah diantisipasi dengan berkurangnya efek lanjutan dari kemarau panjang pada 2019 dan didukung curah hujan berkecukupan sepanjang 2020. Efeknya, kepastian pemulihan produksi semakin nyata.
”Selain faktor profil tanaman berada pada usia produktif seiring upaya intensifikasi terus berlangsung, kondisi cuaca bersahabat sepanjang 2020 juga turut menyumbang optimisme terhadap prospek produksi tahun ini,” tutur Halim. (abg)