Indoposonline.net – Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara konsisten berada di kisaran 5-7 persen. Meski tidak setinggi China, pertumbuhan tersebut, sebagai pemulihan ekonomi dari resesi akibat pandemi. ”Kita yakini ekonomi Indonesia tumbuh ke depan,” tutur Menteri BUMN Erick Thohir, di Jakarta, Sabtu (17/4).
Indonesia memiliki fundamental kuat. Pangsa pasar luas. Penduduk lebih dari 270 juta jiwa. Memiliki sumber kekayaan alam bisa dimaksimalkan dengan hilirisasi. ”Tabungan kekayaan alam itu, tidak mau dikirim raw material, tetapi kita hilirisasi. Termasuk digital ekonomi, kita hilirisasi. Suka tidak suka digital ekonomi lima sampai sepuluh tahun ke depan akan menjadi suatu pertumbuhan yang akan kita nikmati sebagai bangsa,” kata Erick.
Baca juga: Tambang Emas Milik Boy Thohir Buyback Saham Ratusan Miliar
Setiap negara memiliki fundamental masing-masing. Berbeda dengan negara satu dengan yang lainnya. Ekonomi China bisa tumbuh hingga 18,3 persen pada kuartal satu 2021 karena negara Tirai Bambu itu, sudah memiliki fundamental kuat.
China memiliki pasar sangat besar. Jumlah penduduk lebih dari 1 miliar orang. Selain itu, sumber daya manusia China juga sudah berkembang pesat dengan telah menciptakan industri otomotif, ponsel, komputer, dan infrastruktur sudah menunjang.
Baca juga: Pajak Bikin Sampoerna Agro Menderita Rugi Rp201,4 Miliar
Indonesia, negara berkembang. Memiliki tantangan dari biaya logistik cukup tinggi, sumber daya manusia harus lebih ditingkatkan. Masyarakat harus mendukung pertumbuhan ekonomi, terutama generasi milenial, penduduk paling dominan untuk berkontribusi dalam pengembangan, dan inovasi sektor digital ekonomi. (abg)