indoposnews.co.id – Dolar AS jatuh mencapai level terendah dalam sepekan pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor mencerna prospek kebijakan moneter Federal Reserve sehari setelah bank sentral menaikkan suku bunga sesuai perkiraan, sementara euro naik saat investor mengawasi pembicaraan Rusia-Ukraina.
Kebijakan moneter The Fed berubah hawkish dengan kenaikan suku bunga seperempat poin pada Rabu (16/3/2022) dan proyeksi bahwa suku bunga dana federal akan mencapai kisaran 1,75 persen hingga 2,00 persen pada akhir 2022 dan 2,8 persen tahun depan, tetapi bank sentral tidak memberikan kejutan lebih keras yang mungkin diharapkan beberapa investor.
“Pesan terkuat kemarin adalah bahwa Fed akan menaikkan (suku bunga) dan itu terutama berkaitan dengan tekanan inflasi yang meningkat,” kata Bipan Rai, kepala strategi valuta asing Amerika Utara di CIBC Capital Markets di Toronto.
Baca Juga : Rupiah Pekan ini Melemah Tertekan Konflik Rusia dan Ukraina
“Pasar berspekulasi bahwa Fed memiliki pandangan ini sekarang tetapi itu bisa berubah di kuartal mendatang, dan ada banyak hal yang sudah diperhitungkan ke pasar suku bunga jangka pendek untuk Fed tahun ini. Beberapa di antaranya adalah ditarik kembali, dan itulah salah satu alasan mengapa dolar berada di bawah tekanan.”
Indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang perdagangan lainnya, turun 0,5 persen pada 97,980 dan mencapai level terendah dalam seminggu. Indeks tetap naik 2,4 persen untuk sejauh tahun ini.