indoposnews.co.id – Menandai sebelas tahun berkarya di dunia Fesyen. Jenama Ayu Dyah Andari menyuguhkan karya terbaiknya dalam balutan Neo Classic yang memancarkan aura ultrafeminin.
Sebanyak 60 set busana ditampilkan Ayu Dyah Andari di The Langham Jakarta, pada Senin,( 14/3). Mengusung tema Les Allées, Ayu mengajak Okky Asokawati, dan Sarah Sofyan menyuguhkan ide terbaik mereka di dunia fashion.
“I need more colors in my life”, ujarnya untuk melukiskan berjuta perasaannya saat berkarya di ujung pandemi.
Pada pergelaran perdana ini, palet warna gading, baby rose, krem, coklat muda, khaki, dan warna pastel lainnya, dan telah menjadi warna signature Ayu, melebar luas berpadu dengan warna-warna terang seperti fuchsia, hijau limau, kuning, biru, ungu, dan hijau daun.
Baca Juga : Museum Victoria dan Albert (V&A) Gelar Fesyen Laki-Kaki
Begitu pun dengan garis desain yang biasanya berpotongan serba simetris kini berubah rupa menjadi kian bertambah ragamnya. Bagian lengan, bawah gaun, siluet busana semakin menarik untuk dieksplorasi. Knitting, digital printing, tweed, tile, biku-biku, sifon, lace, organdi, yang memiliki karakter berbeda, menjadi lahan garapan ciptaan baru Ayu yang sangat berselaras.
“Tadinya aku masih ingin memantaskan dan memantapkan diri dulu. Apakah karyaku sudah cukup dikenal orang sehingga aku sudah pantas untuk membuat perayaan seperti ini?” ujar Ayu jelang peragaan.
Bagi pencinta busana muslim dan pengikut komunitas modest-wear, jenama sekaligus nama perancang busana Ayu Dyah Andari sudah tidak asing lagi. Desain dengan DNA Victoria bergaya Neo Classic yang memancarkan aura ultrafeminin ini, memesona banyak penikmat mode busana muslim terutama yang ingin tampil glamor.
Ayu, demikian nama panggilan sang Perancang, memulai usahanya sebelas tahun yang lalu. Mulai dari menerima merancangkan busana pesanan yang dikerjakannya di ruang mungil berukuran 3X3 meter2, lalu semakin berkembang hingga kini memiliki lima rumah produksi untuk merealisasikan idenya.
Baca Juga : Fesyen Indonesia Elizabeth Luncurkan Aplikasi
Sejak memulai usaha desain Ayu menyiratkan kemewahan. Baju yang diciptakannya berkesan luks dan hanya dapat dikenakan untuk acara-acara khusus. Yang paling disyukuri Ayu adalah bahwa ia tak sedikitpun tergoda untuk beralih ke usaha lain ketika pandemi melanda. Baginya, pantang menyerah. Ayu menetapkan hati untuk menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar yang senyap pesta.
Desain penuh detail berganti menjadi rancangan busana kasual yang mengalir deras dari tangannya. Baju-baju prêt-à-porter ini mendapat sambutan hangat dari para pencinta busana muslim. Tak sedikit pun pernah ia menyana, di masa pandemi, baju-baju ready-to-wear karyanya begitu diminati. Pegawainya pun ikut berkembang pesat dari hanya 40 orang menjadi 100 orang.
Semangat mendesain menjadi semakin menggelora menyambut dan merayakan sebelas tahun Ayu Dyah Andari berkarya. (ash)