indoposnews.co.id – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis pertumbuhan investor ritel pasar saham Indonesia melebihi 7,5 juta orang pada akhir tahun ini. Itu seiring inklusi investasi pasar modal begitu semarak, dan didukung perkembangan teknologi informasi.
Prisa Ngadianto, Head of Retail Business Support Mirae Asset, meyakini angka tersebut dapat tercapai seiring kompetisi berkelanjutan, dan edukasi soal literasi investasi pasar modal secara aktif. “Investor ritel pasar saham (di luar investor reksa dana dan obligasi) menjadi 4,38 juta per akhir 2024 dari edisi 2020 sekiltr 1,7 juta. Secara konservatif kami prediksi jumlah pemodal tahun ini mencapai 7,5 juta investor atau bertambah lebih dari 1 juta investor,” tutur Prisa dalam Media Day: May 2025 by Mirae Asset hari ini, Kamis, 15 Mei 2025.
Data otoritas bursa menunjukkan total jumlah investor pasar modal pada rentang 2020-2024 secara berturut-turut sebagai berikut. Pada 2020 sebanyak 3,88 juta, edisi 2021 tercatat 7,49 juta, periode 2022 mencapai 10,31 juta, pada 2023 mencapai 12,17 juta, dan pada 2024 tercatat 14,87 juta. Capaian itu, dengan pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) 30,82 persen.
Baca juga: Perdana! Mirae Asset Geber HOTS Championship 2025 Berbasis AI
Nah, dari angka tersebut, jumlah investor ritel pasar saham (berdasar rekening C-BEST IDX) secara beruntun periode sama yaitu pada 2020 sebanyak 1,7 juta, periode 2021 tercatat 3,45 juta, edisi 2022 mencapai 4,44 juta, pada 2023 sebanyak 5,26 juta, dan pada 2024 tercatat 6,38 juta sehingga menghasilkan CAGR 30,36 persen. Untuk investor pasar saham aktif, berturut-turut 750 ribu pada 2020, edisi 2021 sebanyak 1,68 juta, periode 2022 tercatat 1,72 juta, pada 2023 sebanyak 1,52 juta, dan pada 2024 sebanyak 1,67 juta, sehingga membukukan pertumbuhan CAGR 17,33 persen.
Menurut Prisa, dua faktor positif utama selama ini mendorong pertumbuhan jumlah investor, dan jumlah nasabah pasar saham aktif adalah kompetisi trading saham, kegiatan promosi dapat memicu minat investasi, dan transaksi dari pelaku pasar modal, terutama perusahaan efek.
Di sisi lain, lanjutnya, dua faktor dapat meningkatkan laju pertumbuhan angka investor pasar saham, dan pasar modal adalah suplai emiten lebih berkualitas, dan kegiatan edukasi inklusif aktif dari masing-masing perusahaan efek. “Kami di Mirae Asset berkomitmen mengedukasi dan mendorong literasi baik secara offline, online, konvensional, dan melalui sosial media,” tegasnya.
Baca juga: Dorong Minat Baca, Mirae Asset Sumbang Buku Saung Kampung Berdaya Muhsinin
Leo Nara Wirendra, Head of Marketing Mirae Asset, menambahkan Mirae Asset, salah satu perusahaan efek teraktif dalam edukasi, dan perintis kompetisi trading saham yang berkontribusi terhadap peningkatan jumlah investor pasar modal, dan jumlah investor aktif pasar saham. “Dengan DNA Mirae Asset inovasi berkelanjutan, kompetisi trading saham HOTS Championship sudah berumur 5 tahun menjadi salah satu acuan pasar modal sehingga dapat memicu pertumbuhan angka investor ritel sekaligus investor aktif pasar modal,” tukas Leo.
Kegiatan edukasi inklusif disertai promo berkelanjutan seperti Mirae Asset Festival digelar sebanyak 2 kali setahun dapat memicu geliat investasi pelaku pasar. Mirae Asset Festival, bentuk promosi memberi stimulus transaksi berupa saldo rekening untuk nasabah baru, nasabah aktif rekening margin, dan diskon fee transaksi.
Pada kesempatan sama, Martha Christina, Head of Investment Information Mirae Asset, menilai investor dan trader pasar saham disarankan untuk berstrategi memanfaatkan momentum trading terutama memperhatikan kinerja kuartal I-2025.
Baca juga: Ramadan dan Lebaran, Mirae Asset Jagokan Saham ICBP, dan AMRT
“Koreksi masih mungkin terjadi tetapi terbatas, seiring kesepakatan dalam perang dagang. Potensi penguatan pasar saham juga mulai terbatas dengan dibayangi aksi profit taking, sehingga strategi trading-nya adalah dapat memanfaatkan momentum trading, dan membeli saham yang harganya melemah (buy on weakness) untuk emiten dengan kinerja kuartal I-2025 yang baik,” ucapnya.
Dia mencatat setidaknya ada 13 saham dengan kinerja kuartal perdana tahun ini positif, dengan pilihan utama jatuh pada CPIN, ANTM, ARTO, RALS, dan DKFT. Menurut Martha, saat ini pasar saham masih berada dalam tekanan jual mengingat nilai jual bersih investor asing (nett foreign sell) di pasar saham mencapai Rp35 triliun sejak awal tahun, tetapi sudah positif dalam sebulan terakhir.
Dengan sentimen perang dagang, dan ancaman perlambatan ekonomi global masih membayangi, harga emas juga masih dianggap sebagai instrumen safe haven sehingga saham-saham related emas dapat dijadikan pilihan seperti ANTM, HRTA, ARCI, dan BRMS. (abg)