indoposnews.co.id – PAM Mineral (NICL) tahun depan memproyeksi produksi nikel mencapai 1,5 juta. Itu terdiri dari 800 ribu dari PT IBM, dan 600 ribu Pam Mineral. Selanjutnya, quantity sell dipatok 900 ribu high grade, dan 600 ribu low grade.
Perseroan optimistis dengan prospek bisnis pertambangan mineral nikel. Pasalnya, saat ini jumlah pasokan nikel masih terbatas di tengah potensi lonjakan permintaan industri kendaraan listrik alias electronic vehicle (EV). ”Potensinya masih sangat luar biasa,” tutur Herman, Direktur Keuangan PAM Mineral.
Baca juga: Maksimalkan Pasar Thailand, Ini Strategi Destinasi Tirta
Memang sejumlah tantangan masih mengganjal macam Covid-19, pengaruh curah hujan tinggi, dan faktor kontraktor pertambangan. Selain itu, faktor infrastruktur, perbedaan penafsiran Harga Patokan Mineral (HPM), dan pemasaran nikel kadar rendah. Berdasar data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), harga HPM per Oktober 2021 yaitu USD19.499 per ton, September USD19.239 per ton, dan awal tahun USD16.541 per ton.
Per September 2021, penjualan didapat dari pos penjualan kepada pihak ketiga yaitu Kyara Sukses Mandiri (KSM). Total aset perusahaan mencapai Rp382,42 miliar, dari akhir Desember 2020 senilai Rp189,71 miliar. Tahun lalu, perseroan mencetak kenaikan pendapatan menjadi Rp188 miliar, dan total laba komprehensif Rp31,99 miliar dari rugi bersih Rp14 miliar.
Baca juga: Melejit 1 Persen, Sepekan Indeks Jejak Level 6.651
Perseroan membukukan laba bersih Rp23,68 miliar. Menanjak 74,63 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp13,56 miliar. Lompatan itu, seiring pertumbuhan penjualan 26,80 persen menjadi Rp226,02 miliar dari periode sebelumnya senilai Rp178,25 miliar. (abg)