indoposnews.co.id – Perkembangan teknologi mendorong dinamika industri 4.0. Itu pada ujungnya meningkatkan kebutuhan talenta-talenta muda lulusan bidang Science, Technology, Engineering, dan Mathematics (STEM). Berdasar data terakhir Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Indonesia memiliki rasio rendah dunia industri, yaitu angka 5 insinyur per 1.000 orang.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Suharso Monoarfa mengungkapkan Indonesia harus berada di angka 20, yaitu rata-rata dunia. Merespons itu, Sampoerna University menghadirkan program akademik untuk mengatasi kesenjangan bakat Indonesia, selaras dengan permintaan industri, dan kebutuhan pasar Sumber Daya Manusia (SDM).
Dengan kurikulum kelas dunia, Sampoerna University dapat menghasilkan kualitas insinyur setara lulusan Amerika Serikat (AS) atau universitas internasional lainnya. Fokus utama Sampoerna University lebih dari sekadar jumlah alumnus per tahun, tetapi lebih kepada kualitas lulusan. ”Salah satunya kami wujudkan melalui program general education menjadi standar pendidikan umum Amerika,” tutur Dr. Marshall Schott, President of Sampoerna University.
Baca juga: Sampoerna University Terbangkan Pemenang FUTURISME HSC ke Arizona AS
Di mana, selama dua tahun pertama, mahasiswa belajar pembelajaran interdisipliner, mulai Komunikasi, Humaniora, Sosial dan Perilaku Sains, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Matematika. ”Tujuannya agar mahasiswa dapat mengembangkan kompetensi utama seperti kemampuan beradaptasi, kolaborasi, kreativitas, dan keterampilan komunikasi, yang tentunya sangat bermanfaat saat berkarier atau bekerja pada masa depan,” imbuh Marshall.
Selain itu, Sampoerna University juga menawarkan program kemitraan bersama University of Arizona. Yaitu, berupa transfer kredit yang memberi manfaat besar bagi mahasiswa Sampoerna University untuk mendapat gelar S1, dan bachelor dengan durasi masa kuliah bersamaan. University of Arizona, salah satu institusi pendidikan tinggi negeri terbaik Amerika, dan dikenal sebagai universitas riset.
Itu juga dirasakan langsung Muhammad Hanif, pemenang Bright Future Competition yang berkunjung ke Fakultas Teknik University of Arizona, di kota Tucson. “Yang paling saya sukai dari universitas ini adalah tujuan projek risetnya jelas dan akan bermanfaat untuk masyarakat umum. Maksud saya, kebanyakan di tempat lain, penelitian mahasiswanya dibiarkan dan tidak ditindak lanjuti. Sedang University of Arizona sudah mampu memproduksi, dan bahkan memperbaiki (upgrade) mesin untuk skala industri modern. Misalnya, ada salah satu projek tengah dikerjakan mahasiswa di sana adalah membuat mesin printer 3 dimensi. Jadi, lebih berkualitas, dan efisien. Bahkan bisa mencetak komponen berbahan dasar besi,” ungkapnya.
Baca juga: Dukung UMKM Tekstil, Mahasiswa Sampoerna University Ciptakan Mesin Eco-Pounding
Tentu, sebagai satu-satunya universitas yang menawarkan pendidikan tinggi Amerika di Indonesia, Sampoerna University juga menghadirkan kualitas pembelajaran setara dengan University of Arizona. Mulai tim pengajar kredibel, juga fasilitas perkuliahan, seperti laboratorium mumpuni, dan terverifikasi standar Amerika.
”Kami berharap, sistem pembelajaran dan kurikulum unik tawaran Sampoerna University dapat melahirkan calon-calon insinyur Indonesia berkelas dunia, yang pada masa mendatang akan membawa manfaat lebih besar bagi masyarakat, dan negara ini,” harap Marshall. (abg)