indoposnews.co.id – GAUTAM Adani siap-siap menyerang balik pihak yang telah menghancurkan harga saham perusahaannya. Adani telah menunjuk pengacara termahal di Amerika: Wachtell Lipton. Anda sudah tahu nama lengkap kantor hukum terkemuka di New York ini: Wachtell, Lipton, Rosen & Katz. Yang akan digugat sampai ludes adalah Hindenburg Research. Gara-gara Hindenburg itu Adani telah kehilangan uang sekitar Rp 1.800 triliun beberapa hari saja.
Itu gara-gara perusahaan riset saham New York, Hindenburg Research, itu mengumumkan bahwa Adani Group melakukan manipulasi keuangan dan saham. Pemimpin Hindenburg, Nathan Anderson, hasil risetnya akurat. Ia menantang Adani untuk memperkarakannya. Tantangan itu kini dilayani oleh Adani dengan call tinggi. Hindenburg, di New York, digolongkan perusahaan kecil. Nama Nathan juga bukan nama dikenal luas di pasar modal –kecuali sekarang ini.
Sebelum mengeluarkan hasil risetnya, Hindenburg melakukan short selling saham Adani. Ia pinjam saham dalam jumlah besar. Jumlah saham itu akan ia kembalikan pada saatnya. Saham pinjaman (dengan bunga) itu dijual ketika harga saham Adani masih baik. Lalu ia umumkan hasil risetnya. Nama Adani jatuh. Reputasinya hancur. Harga saham Adani anjlok. Tinggal separo harga. Hindenburg membeli saham dalam jumlah sama dengan yang dipinjam.
Baca juga: Jantung Marash
Dengan harga hanya separo. Pinjaman saham itu pun ia kembalikan utuh. Masih dapat uang begitu besar. Praktik short selling seperti itu tidak dilarang di New York. Atau di London. Di Hong Kong. Di Tokyo. Tapi dilarang di Singapura. Dilarang Di Jakarta. Sampai Jumat lalu harga saham Adani belum membaik. Lembaga rating Amerika justru menurunkan Adani dari stabil ke negatif outlook. Adani harus berjuang menyelamatkan perusahaan.
Di dua arah sekaligus. Secara keuangan dan hukum. Di bidang keuangan, Adani telah minta tambahan kredit dari bank milik negara (SBI). Sebesar sekitar Rp 49 triliun. Yakni untuk menyelamatkan perusahaan Grup Adani yang di Australia. Alasan Adani, perusahaan tambang batu bara di Australia itu sangat bagus. Harus diselamatkan. Dan lagi SBI sudah menyetujui plafon kredit sebelumnya. Yang belum sepenuhnya digunakan.
Berarti Adani minta tambahan dana yang telah dijanjikan. Permintaan Adani inilah yang bikin panas politik di disway.id/listtag/928/india”>India. Adani dinilai sangat dekat dengan Perdana Menteri Narendra Modi. Sama-sama dari Gujarat, disway.id/listtag/928/india”>India Barat. Adani-Modi sudah dianggap seperti saudara. “Adani-Modi Bhai-bhai”, teriak politisi oposisi. Modi memang punya program infrastruktur besar-besaran di India.
Baca juga: Kloning Salam
Adani punya perusahaan infrastruktur sangat besar. Juga punya banyak pabrik semen. Kini Adani menjadi produsen semen terbesar kedua di India. Modi dikenal punya senjata dua sula: membangun infrastruktur baru kelas dunia, sambil terus membangun toilet masyarakat bawah. Di bidang hukum, Adani sudah menunjuk pengacara termahal tadi. Sudah terbukti memenangkan perebutan hak atas gedung World Trade Center New York setelah ditabrak pesawat teroris.
Nama pengacara itu: Herbert Maurice Wachtell. Sangat senior. Umurnya sudah 90 tahun. Ia Yahudi keturunan Polandia dan Hungaria. Lahir di New York. Sekolah di New York. Kuliah di New York. Lalu ke Harvard Law School. Salah satu memakai jasanya, itu tadi, pemilik gedung terbanyak di Amerika: Silverstein Properties. Di samping pemilik World Trade Center New York yang baru, ia juga punya banyak Four Seasons dan gedung pencakar langit lainnya.
Baca juga: Show of Force Banser
Total perusahaannya ini punya 4 juta m2 bangunan gedung. Meski punya usaha yang terkait dengan orang Indonesia, Adani kurang Anda kenal. Perusahaan batu baranya di Kaltim/Kaltara sangat besar tapi tidak sebesar Bayan Group. Salah satu nama anak perusahaan Grup Adani mestinya juga sudah Anda kenal: Adani Wilmar. Yakni anak hasil perkawinan antara Adani dan Wilmar. Tapi Wilmar di situ bukan Wilmar perusahaan Indonesia.
Itu adalah Wilmar Internasional. Yakni sebuah perusahaan Singapura. Hanya saja kebun sawit luasnya dan pabrik minyak goreng yang begitu banyaknya ada di Indonesia. Kalangan nasionalis di India sama saja: mereka menuduh Hindenburg dipakai Amerika untuk menghancurkan India. Nehi. Nehi. (Dahlan Iskan)