indoposnews.co.id – PT Garuda Indonesia (GIAA) sepanjang tahun lalu mencatat rugi bersih USD4,15 miliar atau setara Rp62,33 triliun dengan kalkulasi kurs Rp14.986 per dolar Amerika Serikat (USD) akhir 2021. Rugi itu melesat 70,25 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD2,44 miliar.
Catatan rugi itu seiring pendapatan merosot 10,4 persen menjadi USD1,33 miliar atau setara Rp20,03 triliun dari periode sama tahun sebelumnya USD1,49 miliar atau Rp22,36 triliun. Pendapatan dari penerbangan berjadwal melorot menjadi USD1,04 miliar dari periode 2020 sebesar USD1,20 miliar.
Baca juga: Divestasi 68.500 Saham Bank Mandiri, Duet Direksi Ini Raup Rp292 Juta
Penerbangan tidak berjadwal naik menjadi USD88,05 juta pada 2021 dari 2020 sebesar USD77,24 juta. Sementara itu, pendapatan lain turun menjadi USD207,47 juta dari periode 2020 sejumlah USD214,41 juta. Garuda Indonesia menekan beban usaha 21,03 persen menjadi USD2,60 miliar dari periode sama tahun sebelumnya USD3,30 miliar.
Garuda Indonesia mencatat kenaikan rugi usaha 79,84 persen menjadi USD3,96 miliar dari periode 2020 sejumlah USD2,20 miliar. Di sisi lain, perseroan mencatat total ekuitas negatif USD6,11 miliar pada 2021 dari periode sama 2020 sejumlah USD1,94 miliar. Total liabilitas naik 4,47 persen menjadi USD13,30 miliar atau setara Rp199,35 triliun dari edisi sama 2020 senilai USD12,73 miliar atau setara Rp190,8 triliun.
Baca juga: Ikuti Jejak Bursa Regional, IHSG Susuri Zona Merah
Garuda Indonesia mengantongi kas dan setara kas USD54,44 juta atau sekitar Rp816,48 miliar pada 2021 dari periode sama 2020 sejumlah USD200,97 juta atau sekitar Rp3,01 triliun. (abg)