Indoposonline.NET – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di atas level psikologis 6.000. Namun, kondisi itu tidak berarti Indeks bebas dari tekanan. Dan, secara teknikal Indeks bergerak bullish setelah berhasil break out bearish trendline.
Selanjutnya, Indeks mencoba menguji upper bollinger bands hingga resistance fractal 6.117-6.130. Meski begitu, momentum pergerakan indikator stochastic dan RSI memberi sedikit tekanan. Itu akan menjadi alasan trader untuk bersikap konsolidasi.
Baca juga: Timbun Obat-obatan, Gudang di Kalideres Digeledah Petugas
Karena itu, sebut Lanjar Nafi, Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia, indeks diperkirakan berpotensi bergerak mendatar cenderung menguat. Indeks mencoba bergerak di atas level MA5 pada support 6.027, dan resisten 6.100.
Sejumlah saham dapat dicermati secara teknikal antara lain Alam Sutera Realty (ASRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), Indah Kiat Pulp and Paper (INKP), Japfa Comfeed (JPFA), Kalbe Farma (KLBF), London Sumatera Plantations (LSIP), Malindo Feedmill (MAIN), Medco Energi (MEDC), Pakuwon Jati (PWON), Summarecon Agung (SMRA), Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM), dan Unilever (UNVR).
Baca juga: Cekidot, Ini Jadwal Gudang Garam Obral Dividen Rp5 Triliun
Sepanjang perdagangan Senin (12/7), Indeks 0,64 persen naik 38,72 poin ke level 6.078.57 dengan saham BBCA surplus 2,5 persen, ARTO naik 4,9 persen, BBHI menanjak 25,0 persen, UNVR melesat 2,8 persen, dan CPIN mendaki 4,0 persen menjadi leader pendorong Indeks.
Penguatan bursa regional seperti Jepang dan Tiongkok menjadi salah satu faktor utama setelah penguatan mayoritas saham Wall Street akhir pekan lalu mengirim ke level rekor tertinggi baru. Saham-saham sektor kesehatan menjadi ramai diminati investor setelah ada izin penjualan vaksin mandiri, dan potensi bisnis sektor kesehatan akibat peningkatan angka covid-19 Indonesia.
Baca juga: Soal Rencana Pembelian Aset, Pejabat The Fed Terbelah
Sementara itu, bursa Asia mayoritas menguat dipimpin indeks Jepang. Nikkei melangit 2,25 persen, TOPIX meroket 2,14 persen diiringi indeks Hang Seng surplus 0,62 persen, dan CSI300 menguat 1,25 persen. Itu terjadi setelah Indeks Wall Street mencapai rekor baru akhir pekan lalu. Serangkaian langkah konkrit kebijakan bank sentral seperti PBOC bergerak mengambil langkah meningkatkan likuiditas perbankan di respon positif investor Asia.
Bursa Eropa menyentuh rekor tertinggi pada Senin (13/7) karena investor melihat ke depan pendapatan kuartal kedua bank-bank besar AS. Indeks Stoxx 600 pan-Eropa naik 0,7 persen mencapai level tertinggi sepanjang masa. Saham jasa keuangan naik 1,5 persen, dan utilitas 1,4 persen. Praktis saham perjalanan masuk zona merah minus 1,3 persen.
Baca juga: Wall Street Kompak Naik, Investor Pelototi Darurat Jepang
Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengonfirmasi Senin (19/7) akan menandai tahap akhir peta jalan keluar dari lockdown. Langkah itu, dilakukan meski ada kekhawatiran lonjakan kasus virus corona terus berlanjut disebabkan varian delta. Melihat pergerakan saham, perusahaan IT Prancis Atos jatuh 17,4 persen ke dasar Stoxx 600. (abg)



























