Indoposonline.NET – PT Bank Syariah Indonesia (BRIS) kembali menggelar peningkatan literasi dan penguatan permodalan Syariah. Itu sebagai wujud dukungan pengembangan usaha koperasi syariah atau Baitul Maal Wat Tamwil (BMT).
Program itu, merupakan komitmen BSI dalam mendukung ekosistem keuangan mikro syariah Indonesia. ”Selama ini ada tiga fokus pengembangan segmen UMKM BSI yaitu pola linkage, non-linkage, dan mikro. Kerja sama BSI dengan lembaga keuangan mikro syariah ini salah satunya dilakukan dengan pola linkage, dan menggandeng Baitul Maal Wat Tamwil,” tutur Wakil Direktur Utama 2 BSI Abdullah Firman Wibowo, Senin (12/7).
Baca juga: Gandeng Logee Trans, Bank Mandiri Digitalisasi Layanan Logistik
Selain dengan Baitul Maal Wat Tamwil, kerja sama linkage BSI juga dilakukan dengan ekosistem koperasi, fintech & e-commerce syariah, dan lembaga keuangan mikro syariah lain. Misalnya, koperasi simpan pinjam (KSP), dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Kerja sama program linkage, BSI berharap dapat membantu penyaluran pembiayaan UMKM sampai pelosok.
Kerja sama BSI dengan lembaga keuangan mikro syariah dilakukan dengan dua mekanisme yaitu executing dan channeling. Perbedaan keduanya mengenai perjanjian antara BSI, lembaga keuangan mikro syariah, dan nasabah. Untuk executing, BSI melakukan akad dengan lembaga keuangan mikro syariah (LKMS), kemudian pencairan pembiayaan kepada nasabah dilakukan oleh LKMS. Sedangkan skema channeling BSI melakukan perjanjian kerja sama dengan lembaga keuangan mikro syariah, kemudian pencairan pembiayaan nasabah dilakukan BSI.
Baca juga: Asing Agresif, IHSG Mengalami Koreksi 1,09 Persen
Pada roadmap, BSI berupaya meningkatkan sinergi perbankan syariah dengan UMKM agar naik kelas. Itu dilakukan dengan tiga fase yaitu business competitiveness, market expansion, dan sustainable growth. Beberapa strategi dilakukan BSI di antaranya meningkatkan value chain financing, KUR Syariah, dan penyaluran dana berbasis komunitas. Selain itu, BSI juga meningkatkan kolaborasi fintech, dan e-commerce, fokus industri halal, dan pengembangan produk retail banking syariah. BSI juga memanfaatkan ekosistem digital, integrasi antara commercial finance dan social finance, dan penyaluran dana berbasis masjid.
Program BSI itu, terungkap pada Forum Group Discussion (FGD) Sinergi dan Kolaborasi BMT dengan Industri Keuangan Syariah dalam Mendukung Inklusi Keuangan. FGD diadakan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian secara virtual, Senin (12/7).
Baca juga: Vaksinasi Gotong Royong Tidak Nyusu APBN
Hadir Asisten Deputi Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Erdiriyo, Asisten Deputi Pengembangan SDM Perkoperasian dan Jabatan Fungsional Kementerian Koperasi dan UMKM Nasrun Siagian, Guru Besar Ekonomi Syariah UIN Jakarta Euis Amalia, dan Chairman Saemaul Undong Global League Aries Muftie.
Asisten Deputi Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Erdiriyo mengatakan BMT merupakan lembaga keuangan mikro syariah dapat mendukung peningkatan inklusi keuangan, sangat strategis, dan layak memfasilitasi perubahan perekonomian rumah tangga rakyat khususnya untuk umat Islam menjadi lebih baik atau lebih sejahtera dibanding sebelumnya.
Baca juga: Masyarakat Rasakan Manfaat Momentum Pemulihan Ekonomi
”Seiring fungsinya, sejak diproklamirkan Induk Koperasi Syariah (Inkopsyah) BMT pada 1998 sebagai induk perkumpulan, industri BMT juga semakin membaik. Itu ditunjukkan komitmen kuat para pengurus, dan anggota. Sinergi dan koordinasi BMT dengan industri keuangan syariah berbentuk channeling pembiayaan syariah kepada UMKM, kolaborasi lain berpotensi mendukung pemulihan ekonomi nasional menghadapi Pandemi Covid-19,” ucap Erdiriyo.
Per Maret 2021, BSI telah menyalurkan pembiayaan UMKM Rp35,91 triliun atau 22,63 persen dari total pembiayaan BSI. Pembiayaan itu, terdiri dari pembiayaan segmen menengah Rp15,3 triliun, segmen kecil Rp10,87 triliun, dan segmen mikro Rp9,74 triliun. Potensi pertumbuhan pembiayaan UMKM itu, cukup besar dengan risiko pembiayaan cukup terjaga. Di mana, jumlah BMT Indonesia lebih dari 4.500 dengan BPRS mencapai 163 dengan jumlah jaringan 631 outlet, jumlah masjid lebih dari 600 ribu, dan pesantren lebih dari 26 ribu.
Baca juga: Lunasi Utang, Acset Indonusa Private Placement 15 Miliar Saham
Untuk mendorong bisnis UMKM, BSI telah melakukan beberapa sinergi, dan kolaborasi. Di antaranya pembiayaan Pertashop, kerja sama dengan MUI, PBNU, BPRS, dan Kemenparekraf. BSI juga ikut mendukung agenda pemerintah sebagai penyalur bantuan sosial di Aceh, dan penyaluran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan tingkat leverage mencapai 2,8 kali. (abg)