indoposonline.net – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) masih membekukan sementara perdagangan (Suspensi) saham PT Zebra Nusantara (ZBRA). Itu karena harga saham Zebra melonjak signifikan.
Berdasar data RTI, saham Zebra meroket 630,43 persen secara year to date atau sejak awal tahun. Dalam tempo tiga bulan terakhir, saham perusahaan taksi asal Surabaya, Jawa Timur (Jatim) itu, melangit 865,52 persen. Kalau ditilik enam bulan terakhir, saham Zebra melesat 1.580 persen.
Baca juga: Lelah Mengaspal, Ini Bisnis Baru Zebra Nusantara
Dan, saat ini, banderol harga saham Zebra bertengger di kisaran Rp840 per lembar. Menarik dicermati, sebelumnya saham Zebra masuk kategori saham tidur nyenyak dengan berkubang di level Rp50 per saham. Ledakan saham Zebra terjadi setelah Rudy Tanoesoedibjo masuk melalui PT Trinity Healthcare (THC) dengan membeli 665,18 juta saham Zebra atau 77,7 persen.
Merespons kondisi itu, kuasa direksi Zebra sekaligus Direktur PT Trinity Healthcare (THC), Rudy Tanoesoedibjo berharap otoritas bursa membuka suspensi saham perusahaan. ”Kami tidak tahu suspensi sampai kapan. Kami berharap segera dibuka apalagi sudah melakukan public expose insidentil, untuk memberi informasi kepada para pelaku usaha,” tegas Rudy, dalam Public Expose Insidentil, di Jakarta, Selasa (13/4).
Baca juga: Perkuat Modal, BRI Agro Fokus Transformasi Bisnis Digital
Rudy melanjutkan, setelah diakuisisi, Zebra bakal mengambil alih 99 persen saham perusahaan distributor alat dan pasokan kesehatan, Dos Ni Roha (DNR Grup), saat ini masih digenggam THC. DNR merupakan perusahaan mendistribusikan produk-produk kesehatan dan peralatan medis. Di antaranya vitamin, hand sanitizer, rapid test kit (alat uji cepat Covid-19) hingga ventilator ke seluruh penjuru Indonesia mulai Sumatera hingga Papua. ”Zebra Nusantara akan memiliki DNR 99 persen, yang saat ini dipegang Trinity 86 persen. Selebihnya dipegang perusahaan private lain, keluarga kami juga ada pemegang saham,” imbuhnya.
Nanti bilang Rudy, kinerja keuangan Zebra akan ditopang DNR Grup. Zebra akan meninggalkan bisnis lawas yaitu taksi dan distribusi gas. Tangan dingin Rudy bakal menyulap Zebra menjadi perusahaan integrated end to end supply chains solution. ”Bisnis Zebra beralih dari taksi fokus ke bisnis DNR. Saat ini, ada distribusi gas tapi kecil, sebagai pengendali kami tidak bermaksud untuk mengembangkan. Pengembangan pada integrated end to end supply chains solution,” jelas Rudy. (abg)