indoposnews.co.id – Rencana right issue PT Diamond Citra Propertindo (DADA) menemui titik terang. Perseroan akan meluncurkan saham baru maksimal 5.492.031.250 atau 5,49 miliar lembar dengan nilai nominal Rp20 per saham. Harga pelaksanaan ditetapkan Rp80 per lembar, perseroan berpotensi menyerok dana segar Rp439,36 miliar.
Setiap pemegang 8 saham lawas dengan nama tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) pada 25 Maret 2022 pukul 16.00 WIB, berhak atas 5 HMETD. Setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru dengan harga pelaksanaan Rp102 per lembar. Jumlah saham itu, bergantung pada keperluan dana perseroan, dan harga dari pelaksanaan HMETD.
Baca juga: Suntik Modal Zenius, Ini Penjelasan Telkom Indonesia
Awalnya, perseroan ngebet untuk menerbitkan right issue maksimal 14.354.000.764 atau 14,35 miliar lembar. Namun, akhirnya mengerucut menjadi 5,49 miliar lembar. Berarti menciut 8.861.969.514 atau 8,86 miliar lembar. Tidak jelas alasan dibalik pemangkasan jumlah saham baru yang akan diterbitkan tersebut. Yang, pasti rencana itu, telah mengalami serentetan penundaan.
Nah, setelah perseroan untuk kali kesekian mengundurkan jadwal pelaksanaan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), kali ini perseroan menjadwalkan rapat untuk meminta restu right issue kepada pemegang saham pada Selasa, 19 April 2022. Rapat berlangsung pukul 10.00 WIB di Apple 1 Residence, Meeting Room Lantai 2 Jalan Jatipadang Raya nomor 3, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Baca juga: Kerasukan Apa! Clearstream Kembali Serok 130 Ribu Saham Bumi Resources
Pada 8 Maret 2022, Karya Permata Inovasi Indonesia (KPII), pemegang saham utama, dan pengendali perseroan, serta Tjandra Tjokrodiponto, pemegang saham perseroan, tidak akan mengeksekusi, dan tidak akan mengalihkan hak kepada pihak lain. Kalau seluruh pemegang saham tidak melaksanakan hak, Universal Headway System Pte.Ltd (UHS), Global Modern Investasia (GMI), dan Asian Growth Company (AGC) sebagai pembeli siaga akan membeli secara non-tunai (inbreng) sisa saham tersebut.
UHS akan menyerap 1.350.000.000 atau 1,35 miliar lembar, GMI mengeksekusi 1,35 miliar lembar, dan AGC juga 1,35 miliar lembar dengan harga penawaran Rp80 per saham. Caranya, dengan melakukan inbreng atas 99,99 persen saham milik UHS, GMI, dan AGC atau 11.812 lembar saham pada Cipta Diamond Property (CDP) dengan nilai total Rp324 miliar. ”Setelah inbreng tuntas, Diamond Citra Propertindo akan menguasai 99,99 persen saham atau 11.812 lembar saham CDP,” tutur Lucky Kurniati, Corporate Secretary Diamond Citra Propertindo, Jumat (11/3).
Baca juga: Selaras Citra Perpanjang Periode Pinjaman TED Rp8,7 Miliar
Saat bersamaan, perseroan juga menerbitkan maksimal 343.251.953 alias 343,25 juta lembar waran seri II atau setara 4,78 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. Setiap 16 saham hasil pelaksanaan HMETD itu, melekat 1 waran seri II. Waran seri II, efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp20 per lembar.
Setiap pemegang 1 waran berhak membeli 1 saham perseroan dengan harga pelaksanaan Rp300 per lembar. Dengan begitu, seluruhnya berjumlah maksimal Rp102,97 miliar. Waran seri II dapat dilaksanakan selama periode pelaksanaan waran mulai 13 Desember 2022 sampai 12 Juni 2023.
Baca juga: Duo Pengendali Borong 12,47 Juta Saham Ulima Nitra, Ada Apa?
Pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETD miliknya, dan tidak mengambil porsinya atas saham baru dapat terdilusi maksimum 38,46 persen. Lalu, pemegang saham waran seri II tidak melaksanakan waran setelah PUT I dapat terdilusi maksimum 2,35 persen.
Berdasar rencana, seluruh dana hasil right issue setelah dikurangi biaya-biaya, sekitar 73,74 persen untuk mengakuisisi 99,99 persen atau 11.812 saham CDP milik UHS, GMI, dan AGC. Di mana, saham tersebut dibeli secara tunai senila Rp324 miliar.
Baca juga: Berjemaah, Enam Direksi Serok 660 Ribu Saham Impack Pratama
Berikutnya, sekitar 26,26 persen akan digunakan untuk modal kerja perseroan dan/atau entitas anak. Antara lain untuk pembayaran gaji karyawan, tunjangan, dan. biaya operasional. Sedang, dana hasil penerbitan waran seri II, seluruhnya untuk modal kerja perseroan, dan/atau entitas anak. (abg)