indoposnews.co.id – PT Bank Neo Commerce (BBYB) berencana menggelar right issue Rp5 triliun. Aksi itu, paling banter dilakukan pada kuartal pertama 2022. Tindakan itu, diambil untuk memenuhi modal inti minimum Rp3 triliun.
Bank Neo termasuk barisan kriteria bank yang wajib memenuhi modal inti sejumlah Rp3 triliun paling telat pada 31 Desember 2022. Itu sesuai dengan ketentuan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) 12/2020 tentang konsolidasi bank umum.
Baca juga: Bank BTPN Hentikan Penerbitan Obligasi Rp5 Triliun, Ada Apa?
”Langkah Bank Neo itu, sesuai rencana bisnis bank (RBB) periode 2022-2024,” tutur Agnes Fibri Triliana Dewi, Corporate Secretary Bank Neo Commerce, di Jakarta, Rabu (12/1).
Bank Neo menyiapkan aksi korporasi berupa right issue untuk pemenuhan modal inti minimum Rp3 triliun. Selain itu, perusahaan bersama pemegang saham juga tetap berkomitmen memenuhi jumlah saham free float dari jumlah saham tercatat sesuai kentuan V perturan bursa No.I-A terkait free float. ”Pemenuhan modal ini minimum bisa mendongkrak kinerja dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan fasilitas pembiayaan, dan layanan digital perbankan,” imbuhnya.
Baca juga: Gandeng Kejati, Bank Jatim Ungkap Penyelewengan Kredit
Sepanjang tahun lalu, Bank Neo telah memenuhi kewajiban modal inti minimum paling sedikit Rp2 triliun. Itu dilakukan melalui right issue tahap IV senilai Rp249,81 miliar. Lalu, right issue tahap V sejumlah Rp2,5 triliun. Jadi, per 31 Desember 2021, modal inti minimum Bank Neo tercatat Rp2,8 triliun.
Sebelumnya, Direktur Utama Bank Neo, Tjandra Gunawan, Rabu (29/12) menyebut Bank Neo menggelar right issue, bukan semata meningkatkan modal, namun sejalan dengan pertumbuhan bisnis ke depan. Maklum, digitalisasi secara nasional periode 2022-2023 bakal makin masif. Dana hasil right issue sebagian besar untuk investasi bidang teknologi.
Baca juga: Lunasi Utang, Prasidha Aneka Jual Aset Anak Usaha Rp39,49 Miliar
Sekadar informasi, sebelumnya dari gelaran right issue Bank Neo berhasil meraup dana segar Rp2,5 triliun. Ada 1,93 miliar saham baru diterbitkan dengan harga Rp1.300 per lembar. Mengalami oversubscribe hingga 400 persen atau 678,88 juta saham setara Rp882,55 miliar, dan refund Rp695,9 miliar.
Tahun depan, Bank Neo mematok penambahan 15 juta pengguna baru aplikasi Bank Neo. Sejumlah fitur baru akan hadir di aplikasi Bank Neo. Fitur baru itu antara lain, QRIS payment, digital lending, wealth management, insurance, in-app commerce, dan internet bank.
Baca juga: Pengendali Kembali Hadapi Tuntutan PKPU, Begini Penjelasan Bintraco Dharma
Per September 2021, Bank Neo telah menjaring 12,5 juta pengguna dengan pengguna aktif harian 1,7 juta jiwa. Total target 15 juta pengguna baru tahun depan termasuk customer untuk layanan digital lending. (abg)