indoposnews.co.id – WARTAWAN top satu ini terus menulis: semua perang buatan Amerika Serikat (AS), sutradaranya industri senjata. Mereka adalah pengusaha senjata yang kian kaya. Ia adalah Christopher Lynn Hedges. Christ, wartawan AS keras kepala. Umurnya kini 66 tahun. Christ sudah menjadi wartawan di Eropa Timur ketika Uni Soviet bubar. Itu peristiwa yang membuat perang dingin berakhir. Wartawan, juga pencatat sejarah. Secara tidak langsung.
Christ termasuk wartawan, dan pencatat sejarah yang baik. Sebelum terjun ke wartawan pun syarat-syarat menjadi wartawan yang baik ia penuhi. Terutama dalam pembentukan sikap independen. Termasuk belajar bahasa. Ia belajar bahasa latin. Spanyol. Prancis, dan kemudian bahasa Arab. Salah satu yang Christ catat, perjanjian antara Uni Soviet, dan AS. Yakni antara Presiden Mikhail Gorbachev dengan Menlu AS James Baker. Tahun 1989.
Ketika Soviet mau membubarkan diri, James menjamin NATO alias pakta pertahanan Atlantik Utara, tidak akan memperluas wilayah melebihi Jerman. Asumsi saat itu perang dingin berakhir. Otomatis NATO tidak relevan lagi. Ternyata janji tinggal janji. NATO diperluas terus. Terutama ke negara-negara bekas Uni Soviet. Pun sampai Ukraina berbatasan langsung dengan Rusia. Semua itu dianggap Christ sebagai provokasi AS terhadap Rusia. Lalu jadilah penyebab Rusia menyerang Ukraina 15 bulan lalu.
Baca juga: Badai Lahar Semeru
Tapi, apa pun motivasinya, Christ tetap menganggap serangan Rusia itu sebagai kejahatan perang. Christ anti perang. Mungkin sejak lahir. Ayahnya, veteran perang dunia kedua yang kemudian juga jadi aktivis antiperang. Bahkan Christ anti apa saja: antikemapanan, antikorupsi, antidominasi gereja, antiateis, dan juga antiliberal. Christ pernah tergabung dalam demo berhari-hari. Caranya: menduduki akses masuk bursa saham New York, Wall Street. Sampai ia ditangkap.
Waktu AS menyerbu Iraq pun Christ sangat kritis pada AS. Ia wartawan peliput perang. Di Iraq, Kuwait, Sarajevo, Argentina, dan Afghanistan. Ia tidak mau tergabung dalam kelompok wartawan yang dilindungi tentara. Ia jalan sendiri. Dengan risiko tinggi. Nama, dan sikap independen Christ sangat terkenal. Suatu saat Christ diminta memberi pidato wisuda sarjana Rockford College –kini Universitas Rockford, dekat Chicago. Rakyat AS tidak senang dengan orang seperti Christ.
Dianggap tidak patriotik. Saat mulai berpidato di kampus itu Christ sudah di-boooo. Di cemooh habis. Mikrofonnya dimatikan. Mikrofon penggantinya pun diputus. Ruang wisuda itu menjadi sangat bising. Banyak yang membunyikan suara dengung dari alat tanduk kerbau. Rupanya mereka sudah menyiapkan alat itu sejak sebelum ke kampus. Maka pidato Christ pun tenggelam oleh yel-yel ”God Bless America”. Christ mengakhiri pidatonya. Singkat sekali. Tidak ada yang mendengar apa isinya.
Baca juga: Reog Unesco
Mereka tidak mau tahu apa isi pidato itu. Pokoknya God Bless America. Dan itu terjadi di kampus ilmiah. Memang itu bukan kampus besar. Awalnya itu sebuah seminari. Umurnya sudah lebih 140 tahun. Mahasiswanya sekarang ini kurang dari 2k. Tidak lama setelah itu Christ berhenti dari New York Times. “Sebelum diberhentikan,” katanya. Padahal Christ adalah wartawan pemenang hadiah Pulitzer –penghargaan tertinggi bagi wartawan AS.
Setelah cerai dengan ibu dua anaknya, Christ mengawini artis dan aktivis Kanada, Eunice Wong. Juga punya dua anak. Lalu Christ ikut Wong jadi aktivis vegan. Christ juga mempersoalkan keanggotaan Ukraina di NATO. Nasib keanggotaan itu sendiri tersendat. Belum akan bisa diputuskan. Para petinggi NATO akan bertemu minggu ini. Presiden Biden sudah berangkat ke Eropa. Tapi simaklah keterangannya pada media: “Belum akan ada pemungutan suara untuk keanggotaan Ukraina”.
Itu lantaran Ukraina masih dalam status perang. Kalau Ukraina jadi anggota sekarang berarti seluruh anggota NATO juga dalam status perang melawan Rusia. Begitulah statuta NATO. Salah satu anggotanya diserang dianggap sama dengan menyerang seluruh anggota NATO. Jadi cara Rusia mencegah Ukraina dari keanggotaan NATO lewat perang. Tidak ada cara lain lagi: ya lewat perang itu. Kian lama perangnya kian lama keanggotaan Ukraina tertunda. Dan produksi senjata bisa terus meningkat.
Baca juga: Trisula Edan
Christ mengajukan begitu banyak pertanyaan: mengapa perang belum juga berakhir. Bukankah kalau tentara Rusia rendah semangatnya sudah kalah setahun lalu? Apalagi kalau dikatakan ada masalah di kepemimpinannya. Juga kekurangan senjata. Christ: bukankah sanksi yang dijatuhkan ke Rusia begitu berat sehingga seharusnya mata uang rubel sudah hancur? Bukankah bank Rusia sudah dilarang pakai sistem SWIFT? Yang seharusnya bank di sana sudah bangkrut semua?
Christ: mengapa justru inflasi di AS, dan Eropa lebih tinggi? Christ: keanggotaan NATO Ukraina juga penuh tanda tanya. Negeri itu belum memenuhi standar demokrasi NATO. Minoritas di timur masih dipinggirkan. Hampir 15.000 minoritas terbunuh. Lebih 1,5 juta mengungsi. Partai oposisi dikekang. Sebelas partai berhaluan kiri dibungkam. Christopher wartawan perang sepanjang karier di media. Sampai kini ia masih perang melawan kebijakan negerinya sendiri. (Dahlan Iskan)