Indoposonline.NET – Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA- PT Adhi Karya (ADHI), dan sejumlah surat utang perusahaan. Yaitu obligasi berkelanjutan I, obligasi berkelanjutan II, dan obligasi Berkelanjutan III perusahaan. Outlook peringkat perusahaan direvisi menjadi stabil dari negatif.
Revisi outlook itu, mencerminkan ekspektasi kalau Adhi Karya akan mempertahankan profil keuangan dengan akses kuat ke pendanaan. Selanjutnya, akan mendukung likuiditas meski beroperasi pada metrik kredit lebih lemah karena progress konstruksi lebih lambat, siklus kas yang lebih panjang akibat pandemi Covid-19, dan peningkatan dana untuk kebutuhan modal kerja.
Baca juga: Kembangkan CDB Baru, Sentul City Jajaki Investor Strategis
Adhi Karya mampu mengelola likuiditas dari risiko ketidaksesuaian arus kas akibat siklus proyek panjang, ditunjukan dengan kemampuan untuk terus melakukan roll over atas pinjaman modal kerja jangka pendek dengan perbankan domestik, terutama dengan bank milik pemerintah. ”Selain itu, kami juga mengharapkan Adhi Karya meningkatkan visibilitas pendapatan karena perolehan kontrak baru relatif kuat pada 2020, dan semester pertama 2021, menambah skala, dan mengurangi risiko konsentrasi dari proyek-proyek sedang berjalan di LRT Jabodetabek, dan jalan tol Aceh-Sigli,” beber Analyst Pefindo Yogie Surya Perdana.
Obligor berperingkat idA memiliki kemampuan kuat dibanding obligor lain untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang. Meski begitu, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh perubahan buruk keadaan, dan kondisi ekonomi dibanding obligor dengan peringkat lebih tinggi. Tanda kurang (-) menunjukkan peringkat itu relatif lemah, dan di bawah rata-rata kategori bersangkutan.
Baca juga: Ekspor Melangit 39,9 Persen, Trisula International Catat Laba Rp9,4 Miliar
Peringkat itu, mencerminkan posisi pasar Adhi Karya kuat di sektor konstruksi, keuntungan sebagai perusahaan konstruksi milik negara, dan sinergi kuat dengan anak perusahaan akan mendukung peningkatan marjin. Namun, peringkat dibatasi leverage tinggi, proteksi arus kas lemah, risiko eksekusi terkait pertumbuhan order book, dan lingkungan bisnis relatif tidak stabil.
Peringkat dapat dinaikkan jika Adhi Karya dapat mempertahankan kebijakan terhadap investasi secara disiplin didukung order book kuat, eksekusi yang baik atas order book, dan perbaikan metrik kredit secara berkelanjutan. Peringkat dapat diturunkan kalau Adhi Karya menambah utang lebih secara signifikan dari proyeksi karena kebijakan lebih agresif terhadap investasi atau eksekusi lebih lemah dari proyeksi atas order book.
Baca juga: Bak Kacang Goreng, Bos Satu Ini Borong Saham AKR Corporindo Rp2,73 Miliar
Dengan begitu, leverage menjadi lebih tinggi dan rasio cakupan bunga melemah secara berkelanjutan. Pefindo juga dapat menurunkan peringkat jika akses Adhi Karya terhadap pendanaan memburuk dapat berdampak pada kapasitas untuk membiayai kembali utang jatuh tempo atau membayar utangnya.
Adhi Karya didirikan pada 1960. Merupakan perusahaan kontraktor milik negara bergerak bidang jasa konstruksi. Bisnis Adhi Karya diklasifikasi menjadi empat segmen utama. Konstruksi, engineering procurement and construction (EPC), properti dan realti, dan infrastruktur investasi. Per 30 Juni 2021, pemegang saham Adhi Karya Pemerintah Indonesia 51,0 persen, dan publik 49,0 persen. (abg)