indoposnews.co.id – Harga penawaran tender offer saham PT Nusa Konstruksi Enjiniring (DGIK) dipatok Rp80 per saham atas 1.164.429.200 atau 1,16 miliar saham setara 21,01 persen. Nilai total offer maksimal Rp93,15 miliar. Segel harga itu, lebih murah dari harga pasar saat ini senilai Rp188 per lembar.
”Periode tender offer 30 hari kalender. Mulai 9 Desember 2021, dan berakhir pada 7 Januari 2022,” tutur Almanda Pohan, Corporate Secretary, Nusa Konstruksi Enjiniring, seperti dilansir Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (8/12).
Harga tender offer itu, berdasar harga tertinggi antara harga pengambilalihan yaitu Rp80 per lembar, atau harga rata-rata harga tertinggi harian saham sepanjang 90 hari terakhir sebelum tanggal pengumuman pengambilalihan, sejak 9 Juli 2021 hingga 6 Oktober 2021.
Baca juga: Omicron Batasi Ruang Gerak IHSG, Tahun Depan Pemulihan Ekonomi Indonesia Progresif
Merujuk data harga saham Nusa Konstruksi, harga rata-rata tertinggi harian 90 hari terakhir sebelum 7 Oktober 2021 senilai Rp77,74, per lembasaham. Tender wajib itu, dilakukan untuk memenuhi ketentuan regulator, sesuai POJK No. 9/2018. Tender offer itu, menyusul pemegang saham pengendali baru, yaitu PT Global Dinamika Kencana (GDK). GDK memborong 2,87 miliar atau 51,85 persen dari seluruh modal telah ditempatkan, dan disetor penuh perseroan.
Saham itu, dibeli GDK dari PT Lintas Kebayoran Kota, PT Lokasindo Aditama, PT Rezeki Segitiga Emas, dan PT Multidaya Hutama Indo Karunia, dengan nilai transaksi Rp229,84 miliar. Pembelian dan pembayaran melalui BEI. Pengendali Baru, GDK sudah mengklaim sanggup melaksanakan tender offer. GDK memiliki dana dari internal dan/atau sumber pendanaan lain.
Baca juga: Restrukturisasi Pan Brothers Temui Titik Terang, Berikut Perkembangannya
Sejumlah pemegang saham Nusa Konstruksi telah menyatakan tidak akan berpartisipasi dalam tender offer tersebut. Meliputi OCBC Sec Pte Ltd S/A Hudson River Group Pte Ltd dengan 579.958.200 lembar. PT Limex Indonesia sebanyak 296.651.000 saham.
PT Dirgantara Yudha Artha sebanyak 8.662.700 saham. PT Kapitalindo Sejahtera Mandiri sebanyak 252.530.100 saham. PT Indodexa Wira Buana sebanyak 75 juta lembar, PT Permata Buana International 75 juta saham, Dudung Purwadi 150 juta saham, Ongky Abdulrahman 5 juta lembar, Sutiono Teguh 5 juta saham. Ir Abraham Arief 21.050.000 saham, Bimen Siswanto 8.130.000 saham, PT Bina Bangun Abadi 7.225.000 saham. (abg)