Indoposonline.NET – PT MNC Vision Networks (IPTV) sepanjang kuartal pertama 2021 mencatat laba bersih Rp101,3 miliar. Meningkat 148 persen dari periode sama 2020 di kisaran Rp40,8 miliar. Margin laba bersih meningkat menjadi 10 persen dibanding periode sama 2020 di level 5 persen.
MNC Vision membukukan pendapatan konsolidasi perseroan Rp1,032 triliun. Jumlah pendapatan itu, meningkat 23 persen dibanding tahun sebelumnya Rp842 miliar. Pendapatan layanan satelit meliputi dua unit DTH Perseroan, yaitu MNC Vision (pasca bayar) dan K-Vision (prabayar), meningkat 3 persen menjadi Rp668,9 miliar dibanding periode sama 2020 sebesar Rp651,5 miliar.
Baca juga: Restorasi Lingkungan, SIG Sulap Lahan Bekas Tambang jadi Hutan Produktif
Peningkatan pendapatan layanan satelit disebabkan menguatnya akuisisi pelanggan K-Vision sepanjang tahun mencapai 1,3 juta pelanggan baru, didukung keberhasilan penjualan voucher isi ulang Rp49,6 miliar. Pendapatan segmen layanan digital, IPTV, dan broadband tumbuh signifikan menjadi Rp327,2 miliar dibanding sebelumnya yaitu Rp160,2 miliar atau mewakili 104 persen dari tahun lalu.
Pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku masyarakat, karena pembatasan sosial. Itu menyebabkan permintaan akan layanan hiburan, dan broadband berkualitas makin meningkat, tercermin dari kinerja MNC Play (broadband dan IPTV) dan Vision+ (OTT Video Service).
Baca juga: Soal Holding Ultra Mikro, Ini Kata LPS
Pelanggan MNC Play telah mencapai 301 ribu dengan 1,5 juta home pass, juga didukung efektifitas leasing kapasitas jaringan pihak ketiga. Selain itu, Vision+ juga telah berkinerja sangat baik, terutama sejak peningkatan jumlah produksi in-house untuk konten orisinal. Pelanggan Vision+ telah mencapai 1,8 juta dengan 39,7 juta Monthly Active Users (MAU).
Beban langsung meningkat 31 persen menjadi Rp570,6 miliar dibanding periode sama 2020 di level Rp436,2 miliar. Itu selaras tingkat pertumbuhan Vision+, terus meningkatkan UI/UX, dan meningkatkan produksi konten melalui original series.
Baca juga: Timah Habiskan Dana Eksplorasi Rp40,92 Miliar
Laba kotor tumbuh 42 persen menjadi Rp236,1 miliar dari periode sama 2020 di level Rp166,6 miliar. Margin laba kotor naik 23 persen dibanding tahun sebelumnya 20 persen. Ebitda meningkat 13 persen menjadi Rp404,6 miliar dari fase sama 2020 di kisaran Rp357,6 miliar. Namun, margin Ebitda sedikit turun menjadi 39 persen dari periode sama 2020 di level 42 persen.
Pelanggan DTH, broadband & IPTV milik perseroan telah tumbuh pesat setahun terakhir dengan total 9,8 juta pelanggan. Pandemi Covid-19 mengubah kebiasaan perilaku masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, sehingga butuh hiburan lebih terjangkau, dan penggunaan internet lebih tinggi. K-Vision telah menjadi superstar di masa pandemi dengan memperoleh 2,34 juta pelanggan baru dengan total penjualan voucher isi ulang sebesar Rp116,5 miliar semester pertama 2021.
Baca juga: Sarana Multi Infrastruktur Pinjami Pemkot Kendari Rp374 Miliar
Lini bisnis OTT, Vision+ telah tumbuh luar biasa dengan basis pelanggan lebih dari 2 juta pelanggan pada semester pertama 2021 dengan 50,3 juta Monthly Active Users (MAU). Belum lama ini, Vision+ telah menjalin kemitraan dengan Migo untuk lebih memperkuat jaringan pendistribusian konten terbaik di pasar. Dengan model bisnis dan teknologi unik Migo, perusahaan optimistis akan mempercepat pertumbuhan pelanggan Vision+.
Migo dirancang mengoptimalkan pengalaman pelanggan untuk cakupan pasar luas, dan menghadirkan layanan video-on-demand offline seutuhnya melalui jaringan toko mitra, atau Warung Migo. Di Warung Migo mana pun, pengguna dapat mengakses jaringan dipatenkan Migo untuk mengunduh konten tanpa batas lebih cepat dari sebelumnya, mengunduh fitur film hanya butuh 60 detik.
Baca juga: IPO, Bukalapak Dapuk Yenny Wahid-Bambang Brodjonegoro sebagai Komisaris
Selain itu, pengguna juga dapat menonton sepuasnya tanpa biaya data, tanpa iklan, dan tanpa buffering, dengan biaya hanya Rp1.000 per hari. Itu membuat Migo 5-7x lebih murah daripada biaya keseluruhan dari OTT berlangganan lain, dengan waktu unduh 30x lebih cepat daripada jaringan telekomunikasi tradisional. Migo menargetkan akan membawa 20 juta pelanggan berbayar bulanan bagi Vision+ dalam lima tahun ke depan melalui stasiun unduhannya.
”Kinerja MVN sangat memuaskan. Berbagai inisiatif terbukti efektif. Oleh karena itu, MVN telah berada di posisi tepat untuk beradaptasi, dan mampu mendominasi pasar terlepas dari kondisi pandemi Covid-19. Selain itu, tingkat permintaan terhadap satelit DTH TV berlangganan juga relatif tinggi, terutama segmen menengah bawah,” tutur Ade Tjendra, Presiden Direktur MNC Vision. (abg)