indoposnews.co.id – Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksi peningkatan kolaborasi dengan pelaku pasar modal lain. Itu penting untuk mengakselerasi usaha demokratisasi investasi. Kolaborasi tahun ini, dapat memasarkan lebih dari 10 produk investasi pasar modal dari pelaku pasar lain.
Itu seiring perkembangan produk investasi makin pesat. Kolaborasi itu, merupakan bentuk inovasi garapan Mirae Asset secara terus menerus. ”Kami berharap dengan kolaborasi, dan makin banyak jenis instrumen investasi di pasar modal, dapat meramaikan aktivitas transaksi dari trader, dan investor,” tutur Wisnu Aditya, Senior VP Business Innovation Mirae Asset, dalam Media Day: March 2023 by Mirae Asset, di Jakarta, Kamis, 9 Maret 2023.
Baca juga: Mirae Asset Optimistis Industri Reksa Dana Lebih Cepat Tembus Rp1.000 Triliun
Mirae Asset terbuka terhadap seluruh kerja sama baik bidang pasar modal maupun CSR untuk sama-sama berkolaborasi secara inovatif demi demokratisasi investasi, dan kemajuan pasar modal. Saat ini, Mirae Asset baru ditunjuk menjadi agen penjual dua produk investasi bernama waran terstruktur alias structured warrant (SW) terbitan PT RHB Sekuritas Indonesia. Keduanya yaitu ADRODRCU3A dengan aset dasar saham Adaro Energy (ADRO), dan BBNIDRCU3A dengan aset dasar saham Bank Negara Indonesia (BBNI).
Produk SW berjenis call warrant itu, jenis produk pasar modal terbaru memungkinkan pembeli meraih keuntungan lebih besar jika saham menjadi aset dasar (underlying asset) mengalami penguatan harga. SW memiliki beberapa keunggulan dibanding produk lain di pasar modal. Pertama, nilai pembeliannya yang lebih terjangkau dibanding saham aset dasar. Kedua, risiko produk SW lebih terukur daripada produk derivatif lain. ”Ketiga, tidak ada margin call, daya ungkit, likuid karena tersedia liquidity provider. Dan keempat, saham-saham aset dasar merupakan unggulan karena menjadi anggota indeks IDX30,” tegas Steinly Atmanagara, Head Sales & Marketing Equity Derivative RHB Sekuritas.
Baca juga: Dongkrak Literasi Pasar Modal, Tengok Berikut Jurus Mirae Asset Sekuritas Indonesia
Berdasar data Bursa Efek Indonesia (BEI), di luar rencana pencatatan SW Adaro, dan BNI, RHB Sekuritas sebagai sekuritas pertama menjajakan SW, dan sudah mencatat 17 produk SW sejak Februari tahun lalu, dari total 25 produk dapat ditransaksikan di pasar. ”Kondisi ekonomi makin kondusif juga dapat mendorong minat investor untuk bertransaksi SW,” imbuhnya.
Soal kondisi ekonomi saat ini, Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset, menilai makroekonomi Indonesia masih akan terkendali mengingat faktor fundamental domestik. Beberapa faktor itu, inflasi inti domestik mereda, dan pertumbuhan ekspor lebih besar dari impor, masih akan menjaga risiko kenaikan agresif suku bunga acuan AS (Fed Rate).
Baca juga: Mirae Asset Gondol Asiamoney Best Retail Brokerage 2022, Intip Ini Pemantiknya
Dengan iklim kondusif itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai stabil menanjak sejak awal tahun diprediksi melanjutkan penguatan. ”Secara teknikal, Indeks flat pada Februari akan terkonsolidasi dengan kecenderungan melemah (bearish consolidation) dengan rentang pergerakan 6.747-6.850 sepanjang Maret. Barang konsumsi cyclical dan noncyclical, industri, kesehatan, serta keuangan tetap menguat,” ucap Nafan.
Pada kesempatan sama, Handiman Soetoyo, Head of Research Team II Mirae Asset, menilai kinerja perusahaan sektor keuangan, khususnya emiten perbankan, akan terus membaik tahun ini mengingat dua faktor utama. Kedua faktor itu, pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income), dan perbaikan kualitas aset bank.
Baca juga: Ekonomi 2023 Dukung Pasar, Mirae Asset Sekuritas Ramal IHSG Jejak 7.880
Faktor positif lain aktivitas lebaran, tahun politik, dan kewajiban repatriasi dolar hasil ekspor sumber daya alam berlaku awal bulan ini. ”Kami lebih memilih bank memiliki eksposur besar korporasi, dan memiliki kualitas aset lebih baik dengan pilihan utama BBCA rekomendasi buy take profit Rp10.100, dan BMRI dengan buy take profit Rp12.300,” jelasnya. (abg)