indoposnews.co.id – PT Telkom Indonesia (TLKM) menyebut bisnis fixed broadband tetap tumbuh di tengah merger layanan internet. Itu seiring kabar penggabungan ICON+ milik PLN dengan Telkom soal bisnis fixed broadband.
Kementerian BUMN sebagai pemilik perusahaan melihat kalau investasi dilakukan secara konsolidasi bakal memberi dampak. Salah satunya, menjangkau pelanggan lebih luas. Saat ini, sepertiga dari 65 juta rumah tangga memenuhi syarat mendapat layanan fixed broadband. ”Menyusul rencana konsolidasi itu, akan mempercepat pelayanan fixed broadband ke seluruh masyarakat Indonesia,” tutur Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Indonesia, Heri Supriadi, Senin (6/9).
Baca juga: Keluar Masuk Matahari, Saham Connery Tersisa 8,08 Persen
Tentu, kondisi tersebut akan memperluas layanan IndiHome ke seluruh masyarakat Indonesia. Indonesia juga dapat menjadi setara dengan negara lain soal penetrasi broadband sudah sangat tinggi. Paruh pertama tahun ini, Telkom mencatat pendapatan tumbuh 3,9 persen menjadi Rp69,5 triliun.
Dan, fixed broadband termasuk pendorong pertumbuhan yang disumbang IndiHome. Pendapatan IndiHome tumbuh 24,2 persen menjadi Rp12,9 triliun. Marjin Ebitda mencapai 47,6 persen tumbuh dari 38,6 persen. ”Pendapatan IndiHome terhadap grup Telkom naik menjadi 18,5 persen dari periode sama 2020 15,5 persen,” ucapnya.
Baca juga: Gozco Capital Lepas Saham Bank Neo Rp219,87 Miliar
Selanjutnya, ada tambahan pelanggan 285 ribu pada semester pertama 2021. Total pelanggan mencapai 8,3 juta atau tumbuh 11,4 persen. Porsi jumlah pelanggan paket dual play 57 persen, dan 43 persen triple play. Layanan IndiHome menjangkau 496 kota atau kabupaten (96,5 persen) seluruh Indonesia. ARPU pada kuartal II 2021 tercatat Rp270 ribu dibanding kuartal pertama 2021 Rp266 ribu.
Selain itu, bisnis digital Telkomsel juga menunjukkan pertumbuhan kuat. Itu ditunjukkan data traffic menanjak 54,5 persen secara tahunan. Pada semester pertama 2021, bisnis digital berkontribusi 77,3 persen terhadap pendapatan Telkomsel atau tumbuh dari 72,4 persen pada periode sama tahun lalu. (abg)