indoposnews.co.id – Kawasan Industri Jababeka (KIJA) bakal menerbitkan surat utang USD350 juta setara Rp4,93 triliun. Obligasi global itu, untuk refinancing surat utang lawas USD300 juta setara Rp4,23 triliun. Surat utang lawas itu, diterbitkan anak usaha yaitu Jababeka International BV akan jatuh tempo pada 2023 mendatang. Dana hasil obligasi itu, untuk membiayai kelompok entitas anak dalam mendukung pertumbuhan kelompok usaha perseroan di masa mendatang. Terutama surat utang Jababeka International BV senilai USD300 juta. Surat utang global milik Jababeka International BV itu, jatuh tempo pada 2023.
Surat utang itu, menggendong bunga 6,50 persen per tahun. Di mana, jatuh tempo pembayaran bunga setiap enam bulan atau jangka waktu lain yang disepakati. Surat utang itu, dijamin perseroan dan entitas anak penjamin. ”Kalau tidak meleset, perseroan akan memperoleh banyak manfaat. Bisa efisiensi dengan pelunasan pinjaman, dan entitas anak. Pelunasan utang akan membuat likuiditas menjadi lebih baik dan menguntungkan,” tutur T Budianto Liman, Corporate Secretary Kawasan Industri Jababeka, kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (6/9).
Baca juga: Gozco Capital Lepas Saham Bank Neo Rp219,87 Miliar
Dampak lainnya, jumlah aset konsolidasian perseroan meningkat Rp705,25 miliar atau 6 persen menjadi Rp12,905 triliun. Lompatan itu, terutama dari kenaikan kas dan setara kas hasil penerbitan surat utang baru Rp4,93 triliun. Kemudian dipakai untuk pembayaran surat utang lama Rp4,232 triliun. Penambahan saldo kas dan setara kas itu, untuk pembayaran fasilitas pinjaman akan jatuh tempo, dan untuk ekspansi usaha, termasuk belanja modal di masa mendatang, dan menunjang kebutuhan pendanaan perseroan secara umum.
Jumlah liabilitas konsolidasian perseroan meningkat Rp705,25 miliar atau 6 persen menjadi Rp6,645 triliun. Peningkatan itu, diperoleh dari selisih bersih hasil penerbitan surat utang baru Rp4,937 triliun (USD350 juta), dan pelunasan surat utang lama Rp4,232 triliun (USD300 juta). Tentu penerbitan obligasi global itu, akan berdampak rasio aset lancar terhadap liabilitas jangka pendek (Current Ratio) dari 618 persen menjadi 669 persen, dan rasio total liabilitas terhadap ekuitas dari 95 persen menjadi 106 persen.
Baca juga: Keluar Masuk Matahari, Saham Connery Tersisa 8,08 Persen
Nah, refinancing atas surat utang global akan jatuh tempo pada 2023, masuk transaksi material sebagaimana Peraturan OJK No. 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha. Karena itu, perseroan akan meminta restu pemegang saham melalui RUPS pada 8 September 2021 pukul 10.00 WIB di Lantai Dasar Menara Batavia, Jakarta Pusat. (abg)