Indoposonline.NET – GoTo Group menunjuk Jacky Lo sebagai chief financial officer (CFO) atau direktur keuangan. Penunjukan mantan eksekutif OneConnect Financial Technology itu, diperkirakan bagian dari persiapan perusahaan initial public offering (IPO). Maklum, GoTo digadang-gadang mencatat saham pada bursa efek Indonesia dan Amerika Serikat (AS).
Jacky sebelumnya CFO OneConnect, afiliasi Ping An Insurance China. Ia memimpin listing perusahaan di New York pada 2019 silam. Sebelumnya, Jacky CFO dan bendahara Yum China Holdings, mengelola tim keuangan dengan lebih dari 600 staf dan memimpin pencatatan saham di New York pada 2016.
Go Public, Cara Seksi GoTo Berbagi dengan Elemen Bangsa
Jacky juga pernah bekerja di Ernst & Young selama 15 tahun, termasuk sebagai partner dan wakil direktur di Asia Pacific Capital Markets Center. Dalam membangun perusahaan teknologi itu, GoTo butuh CFO dengan keahlian dan keterampilan untuk mendukung rencana pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
”Rekam jejak Jacky terbukti dan membangun fungsi keuangan untuk perusahaan dengan pertumbuhan tinggi. Menjadikan mitra ideal untuk bergabung dengan tim kepemimpinan kami saat melaksanakan fase pengembangan dan mempercepat pertumbuhan untuk menjadi perusahaan terbuka,” tutur CEO GoTo Andre Soelistyo, kepada Business Times.
Baca Juga: Bakar Uang GoTo
Jacky akan memimpin fungsi dan tim keuangan perusahaan di semua bidang termasuk pajak, perbendaharaan, perencanaan keuangan, akuntansi, dan pengadaan. ”Fokus saya selama beberapa minggu dan bulan ke depan membangun fondasi dan kemampuan finansial untuk mendukung bisnis yang berkembang semakin mendunia, dan beragam,” tegasnya.
Penunjukan Jacky diduga kuat bagian dari rencana GoTo mempersiapkan IPO. Seperti diungap co-Founder dan CEO Tokopedia, William Tanuwijaya. GoTo berencana melakukan dual listing atau mencatat sekaligus saham di Bursa Efek Indonesia dan Amerika Serikat.
Baca Juga: Garuda Indonesia Bangkrut, Dahlan Iskan Bilang Gini
William mengakui rencana itu terbilang ambisius. Namun, ia optimistis ambisi itu, bukan mustahil. Apalagi, IPO tidak dilakukan sekaligus, tetapi secara bertahap. ”Kami realistis, dual listing ini tidak akan dilakukan berbarengan. Target kami IPO di Indonesia dulu, sebelum akhir tahun ini,” ucapnya.
Bursa AS menjadi pilihan lantaran hampir semua investor dan perusahaan besar berkumpul di negara itu. Selain itu, jika suatu perusahaan ingin go global, pasar Amerika akan jadi pembuka jalan. “Lihat saja perusahaan-perusahaan China juga agresif dan mencatat saham di bursa AS. Karena mereka ingin mengglobal, tidak cuma bermain di negaranya,” tukas William.
IPO merupakan salah satu mimpi terbesar pascadua startup unicorn terbesar Indonesia itu bersatu. Terlebih, ada atau tidaknya merger ini, IPO menjadi suatu target wajib bagi sebuah startup raksasa. Pasalnya, menjadi jalan balik modal bagi investor yang sudah mengucurkan dana selama bertahun-tahun. (abg)