Indoposonline.net – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat. Meski secara teknikal Indeks terkonsolidasi pada area support bullish trendline dan indikasi whipsaw MA5 menuju MA20. Indikator Stochastic terkonsolidasi pada area middle dengan MACD undervalue.
Lanjar Nafi, Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia meyakini, indeks sepanjang perdagangan Jumat (7/5), mencoba mengitari area support 5.942, dan resisten 6.012. Saham-saham dapat dicermati antara lain Alam Sutera Realty (ASRI), (BNGA), Erajaya Swasembada (ERAA), Kalbe Farma (KLBF), Bank Panin (PNBN), Ramayana Lestari (RALS), Waskita Karya (WSKT), Summarecon Agung (SMRA).
Baca juga: Bongkar Dewan Komisaris, Indosat Ooredoo Tatap Kinerja 2021
Mereview perdagangan Kamis (6/5), Indeks ditutup minus 0,09 persen atau 5,67 poin ke level 5.970,24. Saham-saham sektor barang konsumen non-primer turun 1,02 persen, barang baku tekor 0,59 persen, dan perindustrian melemah 0,45 persen.
Perdagangan saham cenderung sepi setelah pertumbuhan ekonomi Indonesia rilis tidak mengikuti kecepatan Amerika Serikat (AS), dan ancaman kasus Covid-19 terus meningkat. Efeknya, capital outflow terus menderas. Itu terefleksi dari nilai tukar rupiah tertekan 0,80 persen ke level Rp14.319 per dolar AS atau USD.
Baca juga: XL Axiata Gelontor Dividen Rp339 Miliar, Cek Jadwalnya
Indeks saham Nikkei naik 1,80 persen, TOPIX surplus 1,54 persen, Hang Seng menguat 0,77 persen, dan indeks CSI 300 tekor 1,22 persen. Ekuitas berjangka AS naik karena investor memantau banyak laporan pendapatan perusahaan menjelang data ketenagakerjaan utama dari AS.
Bursa Eropa ditutup bervariasi pada perdagangan Kamis (6/5). Investor memantau hasil laporan keuangan emiten dan pernyataan Bank of England. Stoxx 600 Eropa turun 0,12 persen, DAX Jerman menguat 0,17 persen, FTSE Inggris surplus 0,52 persen, CAC Prancis melesat 0,28 persen, dan FTSE MIB Italia bertambah 0,13 persen.
Baca juga: Digitalisasi, Telkom Indonesia Modernisasi Jaringan Full Fiber Optic
Bank of England mempertahankan suku bunga dan kebijakan quantitative easing di tengah pemulihan ekonomi Inggris. Bank sentral Inggris itu, menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 menjadi 7,25 persen. Inflasi akan mengalami sedikit goncangan, tetapi untuk jangka menengah tidak ada alasan untuk panik.
Indeks PMI komposit Eropa menunjukkan aktivitas bisnis menguat dengan indeks di angka 60,7 pada April atau naik dari 56,4 Maret. Sektor jasa tumbuh menjadi 61 dari periode Maret 56,3. Penjualan ritel Eropa pada Maret menanjak 2,7 persen dari bulan sebelumnya, lebih baik dari survei Reuters di kisaran 1,5 persen. (abg)



























