indoposnews.co.id – Ciptadana Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham Bank BTN (BBTN) dengan proyeksi harga naik menjadi Rp2.125 per lembar. Revisi kenaikan target itu, didorong beberapa pencapaian positif perseroan, termasuk kebijakan insentif pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) rumah sampai Rp2 miliar.
”Kami mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga saham baru Rp2.125 per saham dari proyeksi sebelumnya sebesar Rp1.975 per lembar,” tutur Erni Marsella Siahaan, analis Ciptadana Sekuritas dalam risetnya.
Sepanjang tahun ini, Ciptadana Sekuritas menargetkan kenaikan laba bersih Bank BTN menjadi Rp3,28 triliun, dibanding koleksi periode sama tahun lalu sejumlah Rp3,04 triliun. Pendapatan bunga bersih juga diprediksi naik menjadi Rp15,07 triliun, dibanding raihan tahun 2022 sekitar Rp14,99 triliun.
Baca juga: Penjualan dan Laba Ambles, Dosni Roha Defisit Rp269 Miliar
Erni menambahkan, perseroan juga menunjukkan kualitas aset terus membaik, dan berupaya mengejar kredit dengan yield tinggi. Meski demikian, pembiayaan kredit perumahan masih tetap menjadi andalan utama perseroan. ”Secara keseluruhan, portofolio bank akan tetap 85-90 persen terdiri dari segmen perumahan dengan hasil sangat stabil, sehingga lingkungan suku bunga lebih rendah akan sangat membantu Net Interest margin (NIM),” ujarnya.
Outlook lebih baik, menurut dia, juga didukung keputusan pemerintah untuk menaikkan harga jual rumah yang mendapat subsidi bunga dari pemerintah mencapai 7-8 persen dari Rp162-234 juta menjadi Rp166-240 juta. Kenaikan tersebut akan berimbas terhadap penyaluran KPR perseroan. “Kami memperkirakan kredit BTN akan meningkat 10,4 persen tahun ini,” ucapnya.
Sentimen positif bagi Bank BTN juga datang dari kebijakan pemerintah membebaskan PPN untuk harga rumah sampai dengan Rp2 miliar hingga insentif biaya administrasi pengurusan rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Stimulus pemerintahan Presiden Joko Widodo tersebut menjadi angin segar bagi sektor perumahan. ”Kami mendukung dan mengapresiasi kebijakan positif pemerintah mendongkrak sektor perumahan, karena stimulus itu akan mempermudah masyarakat memiliki rumah, terutama Gen Z, milenial, dan masyarakat berpenghasilan rendah,” tegas Nofry Rony Poetra, Direktur Finance Bank BTN.
Baca juga: Melorot 84 Persen, Laba Bersih Mitrabara Adiperdana Sisa USD24 Juta
Menurut Nofry, perhatian pemerintah terhadap sektor perumahan sangat tinggi karena sektor ini memiliki dampak multiplier effect terhadap 185 subsektor turunannya. Selain itu, sektor perumahan juga memiliki kontribusi yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, menggunakan banyak produk lokal dan melibatkan banyak pihak sehingga diharapkan akan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kontribusi sektor perumahan memang sangat tinggi karena sektor perumahan ini sangat padat modal, tenaga kerja yang dibutuhkan sekitar 500 ribu pekerja untuk pembangunan setiap 100 ribu rumah, dan menggunakan 90 persen bahan lokal,” imbuhnya.
Nofry menyebutkan selain mempermudah masyarakat Indonesia membeli rumah, insentif ini juga bakal mendorong pencapaian target pertumbuhan kredit di Bank BTN. Nofry melanjutkan, stimulus pemerintah juga akan meningkatkan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Non-subsidi sebagai salah satu motor utama pertumbuhan kredit Bank BTN. “Tahun ini dan tahun depan, kami membidik kredit tumbuh double digit dengan target NIM pada akhir 2023 mencapai 3,9-4,0 persen,” pungkasnya. (abg)