indoposnews.co.id – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mendorong perguruan tinggi (PT) vokasi di Indonesia harus menjadi tempat lahirnya inovasi yang membawa Indonesia maju ke panggung dunia.
“PTV harus bisa menjadi tempat lahirnya inovasi. Vokasi harus semakin kuat dan terus menguatkan Indonesia,” ujar Nadiem dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbudristek Wikan Sakarinto mengatakan pihaknya berupaya untuk mengembangkan kerja sama internasional dan membuat PTV di Indonesia berkelas internasional. Selain itu, agar lulusan vokasi mampu bersaing di tingkat internasional.
Banyak manfaat yang didapat dari sinergi dengan lembaga asing, untuk itu kelas internasional di PTV perlu ditingkatkan.
“Kami ingin kampus-kampus di Indonesia makin banyak yang buka program internasional. Sehingga bukan hanya kita yang sekolah ke luar negeri, tapi juga banyak mahasiswa asing yang sekolah di sini. Dengan begitu, nanti kita bisa promosi pendidikan vokasi satu sama lain,” ujar dia.
Baca Juga : Kemendikbudristek Gelar Festival Bumi Rempah Nusantara untuk Dunia
PTV, katanya, yang sudah membuka kelas internasional dapat saling berbagi praktik baik dengan PTV lain yang belum memiliki kelas internasional.
“Sehingga kampus-kampus lain bisa belajar tentang program kelas internasional ini,” kata Wikan.
Dia berharap ke depan, satu PTV di Indonesia memiliki satu atau dua sister university di luar negeri agar peluang pertukaran mahasiswa dan dosen, kolaborasi penelitian dan aktivitas akademik semakin terbuka.
Sejumlah PTV maupun politeknik telah banyak yang berinisiatif melakukan kerja sama secara mandiri dengan universitas maupun industri di luar negeri. Namun, dengan adanya konsorsium itu, Kemendikbudristek menunjukkan komitmen untuk mengoordinir kerja sama tersebut dalam satu langkah. Selanjutnya, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan pemangku kebijakan di luar negeri dalam hal ini berperan untuk mengoordinir institusi di luar negeri untuk bertemu dengan pihak dari Kemendikbudristek.
“Kampus-kampus di Indonesia tinggal ikut kita saja kalau ingin bikin kelas kerja sama atau join degree. Nantinya antarkampus di dalam dan di luar negeri bisa saling bergotong royong, ini lebih efisien dalam menyelenggarakan suatu program studi tertentu karena melibatkan mahasiswa dari berbagai universitas yang jumlahnya tidak sedikit,” ujar Wikan.
Di sisi lain, Wikan meyakini, apabila upaya itu dimotori kementerian, maka lembaga di luar negeri akan lebih termotivasi untuk mengimplementasikan butir-butir kerja sama.
“Kami bawa gerbong seluruh PTV, kami bawa 100 PTV misalnya. Kita langsung praktikkan (tunjukkan keseriusan komitmen kita),” kata dia.
Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Beny Bandanadjaja mengatakan pihaknya akan mengembangkan usaha kemitraan dengan institusi di luar negeri untuk berbagi praktik baik dan membangun kerja sama. Lalu, pada 2023 terdapat program internasionalisasi kemitraan dengan universitas dan lembaga yang berfokus pada pendekatan kerja praktek magang kegiatan berbasis laboratorium, pertukaran pelajar, magang di luar negeri dan lain-lain.
Pada Tahun 2024 akan digagas program internasional yang bersifat timbal balik untuk mendapatkan manfaat yang menguntungkan dari kemitraan dengan institusi di luar negeri.
“Kami harap ada rekognisi di tingkat internasional untuk seluruh PTV yang saat ini masih menjadi kendala supaya PTV kita di masa mendatang lebih dikenal,” ucap Beny. (mid)