Indoposonline.NET – PT Adi Sarana Armada (ASSA) mengantongi pemberitahuan efektif Penambahan Modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau right issue. Pernyataan efektif itu, didapat pada Jumat, 2 Juli 2021 lalu.
Presiden Direktur Adi Sarana, Prodjo Sunarjanto menyebut pernyataan efektif itu memuluskan International Finance Corporation (IFC) menjadi pemegang saham Adi Sarana. ”Kami akan terus melanjutkan proses transformasi ke arah perusahaan rantai logistik berbasis teknologi sambil memperkuat pilar bisnis lain bidang ekosistem mobilitas, dan penjualan kendaraan bekas,” tutur Prodjo, Selasa (6/7).
Baca Juga: Mantap, Amar Bank Sabet Dua Penghargaan Asia Pacific Enterprise Awards 2021
Right issue itu, juga bagian dari pelaksanaan obligasi konversi sebanyak 600 juta unit dengan rasio setiap pemegang 453 lembar saham lama berhak memperoleh 80 HMETD. Selanjutnya, setiap 1 HMETD dapat membeli satu unit obligasi konversi dengan harga pelaksanaan Rp1.200 per lembar.
Adi Sarana menaksir nilai rights issue ini sekitar Rp720 miliar. Nanti, setelah dikorting biaya-biaya emisi, sebagian besar yaitu sekitar Rp639,3 miliar untuk melunasi, membayar sebagian pinjaman bank pada 2019 untuk memulai bisnis Last Mile Delivery Anteraja, dan akuisisi lelang otomotif PT JBA.
Baca Juga: Awas, Penipuan Berkedok Investasi Catut Nama Saratoga Investama
Kemudian sekitar Rp18,52 miliar untuk pengembangan usaha jasa pergudangan Titipaja (e-fulfilment), dan sisanya untuk modal kerja perseroan. Nantinya, obligasi konversi dari proses HMETD itu, dapat diperdagangkan dan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2 tahun setelah tanggal emisi dan bersifat zero-coupon.
Jumlah saham apabila obligasi konversi ini dikonversi menjadi saham sebanyak-banyaknya 600 juta lembar saham baru atau setara 15,01 persen dari total saham setelah pelaksanaan konversi jika tidak terdapat penyesuaian pada harga konversi. Apabila masih ada sisa HMETD belum dilaksanakan, seluruh sisa obligasi konversi akan diambil IFC. (abg)