indoposnews.co.id – PT Bukit Asam (PTBA) mendigitalisasi operasional pertambangan. Itu dilakukan melalui aplikasi Corporate Information System and Enterprise Application (CISEA). Dengan aplikasi itu, aktivitas pertambangan bisa diintip langsung dari ponsel.
Aplikasi CISEA mengintegrasikan sejumlah sistem. Yaitu, Automation & SCADA System Integration, Bukit Asam Mine Dispatch Optimation System, Automatic Train Loading Station, Slope Stability Radar (SSR), Digital Telemetri, Sistem Pemantauan Air Terintegrasi (SPARING), hingga Corporate Social Responsibility (CSR).
Baca juga: Lumat 22,57 Miliar Saham Bumi Resources, Investor Dubai Bakar Duit Rp1,32 Triliun
”Transformasi digital untuk menjalankan good mining practice, meningkatkan efisiensi, dan keberlangsungan usaha,” tulis Apollonius Andwie, Corporate Secretary Bukit Asam.
Dengan pengintegrasian SCADA dalam platform CISEA, jarak tempuh tidak menjadi kendala melakukan software maintenance, trouble shooting, dan analisa terhadap sistem kendali di PTBA. ”Analisa lebih mudah, dan akurat karena seluruh data tersimpan secara otomatis dan real time,” imbuhnya.
Baca juga: Lumat 22,57 Miliar Saham Bumi Resources, Investor Dubai Bakar Duit Rp1,32 Triliun
Melalui Bukit Asam Mine Dispatch Optimation System, produktivitas dan efisiensi pertambangan dapat ditingkatkan. Data produksi, real time performance unit dan operator, loss time, konsumsi BBM, monitoring posisi unit (loader, hauler, ancillaries), status unit, perkiraan kondisi jalur tambang secara real time, keamanan operasional, water monitoring, rain monitoring semuanya tersedia di ponsel.
Selanjutnya, berkat bantuan Automatic Train Loading Station, pengisian dan penimbangan batu bara ke gerbong kereta api secara otomatis bisa dipantau dengan ponsel. Waktu proses pengisian batu bara ke gerbong kereta lebih cepat, dan kapasitas pengeluaran batu bara dari lokasi tambang ke pelabuhan lebih besar dibanding pesaing.
Baca juga: Berlanjut! Equity Global Obral 450,57 Juta Saham Equity Development
Berikutnya, SSR memantau lereng tambang secara langsung, dan detail. SSR mampu mendeteksi pergerakan kecil tidak terdeteksi alat monitoring lainnya. Dengan begitu, konservasi sumber daya batu bara dapat ditingkatkan, dan biaya atas risiko longsor bisa diminimalisasi.
Ada pula digital telemetri menyediakan data curah hujan secara real time melalui CISEA. Kemudian SPARING memberi peringatan dini bila terjadi penyimpangan kualitas air tidak sesuai baku mutu. Aplikasi CISEA membantu penyaluran CSR lebih tepat sasaran dengan menyediakan data kelompok rentan hasil social mapping, mempercepat evaluasi pemberian bantuan, dan memberikan data pembanding ketepatan penyaluran dana CSR.
Baca juga: Entitas Sarana Menara Rampungkan Akuisisi Fiber Optik Rp800 Miliar
Bukit Asam telah mendapat pengakuan hak cipta dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia untuk aplikasi CISEA dengan jangka waktu perlindungan 50 tahun sejak diumumkan. Hasilnya, sejumlah penghargaan didapat perseroan berkat capaian transformasi operasional digital tersebut.
Tidak hanya itu, Vice President Information Technology PTBA Satria Wirawan pada 2021 mendapat penghargaan Satyalancana Wira Karya dari Presiden RI Joko Widodo karena inovasinya dalam pemanfaatan teknologi digital untuk pertambangan. Selain itu, Satria juga memperoleh penghargaan Dharma Karya Energi dan Sumber Daya Mineral dari Kementerian ESDM pada 2020. (abg)