indoposonline.net – Bencana banjir bandang Nusa Tenggara Timur (NTT) sementara menelan 68 nyawa. Data itu sangat dinamis. Artinya, masih berpotensi berubah karena dalam proses pendataan.
Korban meninggal itu tersebar pada sejumlah wilayah. Terbanyak 44 orang Kabupaten Flores Timur, 11 orang Kabupaten Lembata, dua orang Kabupaten Ende, dan 11 orang Kabupaten Alor.
Baca juga: 256 Orang Mengungsi Akibat Banjir Bandang di Flores Timur
Di samping itu, 15 orang mengalami luka-luka. Sembilan orang tersebar di Flores Timur, satu orang Kabupaten Ngada, dan lima Kabupaten Alor. Kemudian, 70 orang hilang. Sebanyak 26 orang hilang Flores Timur, 16 orang Kabupaten Lembata, dan 28 orang Kabupaten Alor.
”Kami terus mendata jumlah korban banjir baik yang meninggal, luka, dan hilang terseret banjir bandang,” tutur Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati, di Jakarta, Senin (5/4).
Baca juga: Ambon Diguncang Gempa Magnitudo 5,9
Selanjutnya, sebanyak 938 kartu keluarga (KK) atau 2.655 jiwa terdampak bencana tersebut. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menerbitkan peringatan dini bahaya gelombang tinggi berlaku 5-6 April 2021 dengan ketinggian gelombang 2,5-4 meter.
Peringatan dini BMKG siklon tropis seroja bahaya gelombang 2,5-4 meter itu meliputi perairan Bengkulu, perairan selatan Jawa Tengah – Pulau Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudera Hindia Selatan Jawa Timur-NTB, Selat Sumba bagian barat, perairan Selatan Flores, Selat Ombai, Laut Flores.
Baca juga: HDI Berikan Bantuan Rp1,5 Miliar untuk Korban Banjir Kalimantan
Selanjutnya, ketinggian gelombang sangat tinggi 4-6 meter ada di daerah perairan barat Lampung, Samudera Hindia barat Bengkulu-Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan selatan Banten-Jawa Barat, Samudera Hindia selatan Banten-Jawa Tengah, perairan Pulau Sawu, perairan Kupang-Pulau Rotte, dan Laut Sawu.
Sementara itu, ketinggian gelombang ekstrem lebih dari 6 meter yakni Samudera Hindia selatan NTT. BMKG mengimbau masyarakat tinggal dan beraktivitas di pesisir area berpeluang terjadi gelombang tinggi, tetap waspada dan siaga. ”Sebaiknya kapal atau perahu kecil tidak memaksakan diri berlayar,” imbaunya. (abg)