• Redaksi
Senin, Juni 9, 2025
indoposnews.co.id
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposnews.co.id
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Hemat Bahaya

abu by abu
4 November 2022 05:27 - Updated on 5 November 2022 09:25
Disway

BPOM tunjukkan produk sirup penyebab gagal ginjal akut. FOTO - ISTIMEWA

Share on FacebookShare on Twitter

indoposnews.co.id – Akhirnya harus diakui, tindakan Menteri Kesehatan Budi Sadikin menyetop sementara peredaran obat sirup itu tepat. Sejak itu tidak terjadi lagi kasus gagal ginjal mendadak. Angka kematian akibat sirup itu berhenti di angka 159 anak. Akhirnya juga diketahui: tidak semua obat sirup menjadi penyebab kematian massal. Akhirnya diketahui: dua pabrik farmasi lah biang keroknya. Dua-duanya tidak terkenal: PT Universal Pharmaceutical Industries dari Medan, dan PT Yarindo Farmatama dari Jakarta.

Akhirnya dipastikan: penyebab semua itu campuran obat berlabel propilen glikol. Sampai di sini tidak ada masalah. Sepanjang mutu propilen glikolnya baik. Baik dalam arti tidak mengandung EG dan DEG –bahan cemaran dalam propilen glikol. Prof Dr Mangestuti, guru besar farmasi Unair punya penjelasan bagus.

Beli propilen glikol itu seperti beli beras. Beras berkualitas baik seluruhnya biji beras. Tapi beras kurang baik kadang ada kerikilnya. Juga masih ada gabahnya –beras masih ada kulitnya. Kerikil dan gabah disebut cemaran beras. Cemaran propilen glikol disebut EG dan DEG. Propilen glikol yang baik tidak mengandung dua cemaran itu. Kalau toh ada tidak boleh melebihi ketentuan.

Baca Juga

Akuisisi BVIS Beres, BTN Sulap BTN Syariah Jadi Nomor Dua Nasional

Kinerja Oke, Daaz Bara Obral Dividen Rp249,62 Miliar 

Tumbuh 18 Persen, Tower Bersama Catat Laba Rp413 Miliar

Cum Date 4 Juni, Emiten Busi Grup Lippo Tabur Dividen Rp19 Miliar

Baca juga: Khusnul Mracangan 

Sesuai farmakope dan standar baku nasional yang diakui, ambang batas aman atau tolerable daily intake (TDI) untuk cemaran EG dan DEG sebesar 0,5 mg/kg berat badan per hari. Nah, dari pemeriksaan BPOM jumlah kandungan cemaran di propilen glikol itu sangat berlebihan: sampai 48 mg. Anda bisa ambil kesimpulan sendiri: ibaratnya Anda beli beras, kerikil dan gabahnya terlalu banyak. Berarti mutu propilen glikol yang dibeli dua perusahaan farmasi tadi jelek sekali. Mungkin tetap bisa berfungsi sebagai pelarut dan pengencer sirup tapi sangat bahaya bagi ginjal.

Kesengajaan? Kecelakaan? Kalau itu kesengajaan tentu motif utamanya untuk mencari keuntungan lebih banyak. Keduanya sengaja pakai propilen glukol kelak. Tentu harganya lebih murah. Kalau itu terjadi, mestinya menyangkut kebijakan pimpinan perusahaan. Bagaimana kalau itu kecelakaan? Misalnya bagian pencampuran bahan obat itu teledor? Tentu harus dilihat sistem proses produksi di pabrik tersebut. Terutama di bagian pencampuran bahan obat: apakah serba otomatis ataukah masih pakai manusia.

Kita masih harus menunggu penyelidikan lebih lanjut. Kalau itu sebuah kecelakaan tentu tanggung jawabnya di pelaksana. Bisa juga sampai pimpinan produksi, dilihat dulu proses pengambilan keputusannya. Tapi kalau itu kebijakan, tentu pelaksana tidak bersalah. Adakah memilih bahan baku yang jelek sebagai kecelakaan? Tentu sulit disebut kecelakaan. Ini bukan soal komposisi pencampuran. Ini soal kualitas bahan yang dicampurkan.

Baca juga: Khusnul Bomiyah

Tanggung jawab sepenuhnya di pimpinan perusahaan. Sisi positifnya: semuanya jadi jelas. Tragedi ginjal itu tidak ada hubungannya dengan long Covid atau jenis vaksinasi tertentu (Disway 24 Oktober 2022: Ginjal Duoria). Kelihatannya penanganan obat sirup itu, bersaing cepat dengan penanganan tragedi Stadion Kanjuruhan. Secara administrasi izin produksi sirup dari dua pabrik obat itu sudah dicabut. Peredarannya dihentikan. Yang sudah beredar harus ditarik. Yang sudah ditarik harus dimusnahkan.

Secara pidana kita belum mendengar siapa yang akan ditetapkan sebagai tersangka. Apakah sebatas dari dua perusahaan farmasi itu atau juga pemasoknya. Mungkin masih menunggu hasil penyelidikan polisi. Kalau itu merupakan kebijakan, pimpinan perusahaan itu bisa jadi tersangka. Kalau itu kecelakaan bisa jadi hanya sampai ke tingkat pelaksana. Maka kita pun lega. Tidak perlu ada sangkaan lain atas tragedi obat sirup ini. Murni karena penggunaan campuran obat yang begitu berlebihan.

Tapi mengapa dari yang sakit itu hanya separo yang meninggal? Itu karena banyak faktor. Salah satunya: cepat tidaknya Si anak dibawa ke rumah sakit. Faktor lain: sikap ibu Si anak yang tepat. “Anak-anak yang sakit panas dan batuk biasanya mogok minum dan makan,” ujar Dr. dr Monica dari Bandung. Karena itu Sang ibu tidak boleh hanya menuruti keinginan anak: dibiarkan tidak mau minum dan makan. Kalau badan anak panas harus diberi banyak minum. “Yang lebih tepat langsung saja dibawa ke rumah sakit. Bisa langsung diinfus. Kurangnya minum ditutup dengan cairan infus,” ujar dokter Monica yang kini menjadi kepala rumah sakit Unggul Karsa Medika, Bandung.

Baca juga: Fracking Sunak

Dengan memperbanyak cairan tadi kandungan barang terlarang yang terlalu tinggi bisa dikurangi resikonya. Memang belum terjawab juga: mengapa baru di belahan kedua tahun 2022 tragedi ini terjadi. Apakah dua pabrik tersebut berganti bahan baku atau berganti pemasok bahan baku. “Kami ini juga korban,” ujar pimpinan Yarindo Farmatama seperti disiarkan banyak media.

Tidak dirinci apa maksud ‘kami ini juga korban’. Korban pemasok bahan baku? Mereka mengaku mendapatkan tambahan bahan baku tersebut dari CV Budiarta. Tidak langsung impor dari Dow Thailand. Melihat bentuk usaha pemasok itu hanya CV, sepertinya itu usaha yang sederhana. Bisa disebut usaha perorangan. Tidak salah. Apalagi kalau usaha itu dimiliki perorangan yang memang berlatar belakang farmasi menjunjung tinggi tanggung jawab. “Yang jelas CV Budiarta sudah masuk dalam daftar pemasok yang mendapat izin, dan kualifikasi dari BPOM,” ujarnya.

Yang sudah sedikit terungkap hanyalah dua perusahaan farmasi tersebut tidak punya fasilitas sesuai ketentuan. Yaitu agar perusahaan bisa secara mandiri melakukan uji terhadap bahan baku yang dibeli. Dan itu dianggap menyalahi perizinan. Pihak produsen bahan baku tambahan itu, Dow Indonesia, mengatakan tidak ada yang salah di produknya. Dow International, perusahaan global teruji seluruh dunia.

Baca juga: Bawang Yawuyoko 

Presiden Direktur Dow Indonesia Riswan Sipayung, mengatakan propilen glikol (PG USP) yang dipasok oleh Dow dalam bentuk tersegel. Tidak mengandung EG dan DEG, katanya. Dengan keterangan itu, kini fokus bisa diarahkan ke CV Budiarta. Siapa pemiliknya. Apa latar belakangnya. Diapakan bahan baku yang dibeli dari Dow Thailand itu sebelum dipasok ke kedua pabrik farmasi itu.

Bahan baku obat memang kian banyak, dan modern. Demikian juga proses pembuatannya. Dulu bahan baku seperti itu tidak dikenal. Obat sirup umumnya diberi tambahan gula. Di samping rasa lebih manis –cocok untuk anak-anak– juga bisa menjadi pelarut yang baik. Hanya proses produksinya lebih rumit. Mangestuti bertanya pada saya: apakah masih ingat pil vitamin C yang kecil-kecil dulu. “Sebelum meminumnya kita harus makan dulu. Agar tidak terjadi iritasi lambung. Bahan tambahan bisa membuat proses pembuatan obat lebih sederhana,” katanyi.

Demikian juga obat sirup zaman dulu. Selalu dianjurkan agar dikocok dulu. Obat sirup sekarang sudah ada bahan tambahan pelarut meski tetap harus dikocok. Ketika kasus ginjal serupa ditemukan di India dan Ghana penyebabnya ditemukan: produsennya ingin lebih berhemat. Agar bisa membuat obat dengan harga lebih murah. Agar terjangkau masyarakat miskin di sana. Tujuannya baik, meski pelaksanaannya membahayakan. Di satu tempat pabrik punya tujuan menghemat. Di tempat lain pabrik bisa punya tujuan agar keuntungan lebih besar. (Dahlan Iskan)

Tags: BPOMdahlan iskandiswaygagal ginjalHemat BahayaImportirProdusenSetop

Berita Terkait

Akuisisi BVIS Beres, BTN Sulap BTN Syariah Jadi Nomor Dua Nasional
Ekonomi

Akuisisi BVIS Beres, BTN Sulap BTN Syariah Jadi Nomor Dua Nasional

2025/06/05
Kinerja Oke, Daaz Bara Obral Dividen Rp249,62 Miliar 
Ekonomi

Kinerja Oke, Daaz Bara Obral Dividen Rp249,62 Miliar 

2025/06/02
Tumbuh 18 Persen, Tower Bersama Catat Laba Rp413 Miliar
Ekonomi

Tumbuh 18 Persen, Tower Bersama Catat Laba Rp413 Miliar

2025/06/02
Cum Date 4 Juni, Emiten Busi Grup Lippo Tabur Dividen Rp19 Miliar
Ekonomi

Cum Date 4 Juni, Emiten Busi Grup Lippo Tabur Dividen Rp19 Miliar

2025/06/02
Cair 19 Juni, Bisi Tebar Dividen Rp84 Miliar
Ekonomi

Cair 19 Juni, Bisi Tebar Dividen Rp84 Miliar

2025/06/02
Bidik Industri Fesyen, BTN IFW 2025 Sukses Besar  
Ekonomi

Bidik Industri Fesyen, BTN IFW 2025 Sukses Besar  

2025/06/02

Populer

Simak! Ini Perbedaan kuliah Administrasi Perkantoran dan Administrasi Bisnis

Simak! Ini Perbedaan kuliah Administrasi Perkantoran dan Administrasi Bisnis

6 Januari 2022 15:59
Karnaval SCTV

Karnaval SCTV Digelar di Bogor, Catat Tanggal, dan Intip Para Bintangnya

15 Juli 2022 11:11
Lucy In The Sky

Kendalikan Lucy In The Sky, Ini Bisnis yang Digeluti Delta Wibawa Bersama

23 April 2022 13:27
Jumpa pers PT.HDI menyingkapi kasus hukum yang menimpa JE di kantor PT. HDI di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/7)I

Langgar Kode Etik, HDI Hentikan Keanggotaan JE

8 Juli 2022 19:10
Ade Jona Prasetyo

Sosok Ayah Inspirasi Ade Jona Prasetyo Raih Kesuksesan

25 Oktober 2021 13:24
istimewa

Dari Game Mobile Legend, Zeva Christian Buktikan Gen Z Bisa Hasilkan Cuan Miliaran

26 September 2023 16:27
Kertas Basuki Rachmat

Kejagung Sita Aset Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Ini Penjelasan Manajemen 

22 Maret 2022 12:00
we Tv (Foto : ist)

WeTV Rilis Fitur Sewa Konten WeTV Original

30 April 2022 00:16
King Kevin, Sosok di Balik Suksesnya Planet Gadget yang Suka Bikin Konten Motivasi di Tiktok

King Kevin, Sosok di Balik Suksesnya Planet Gadget yang Suka Bikin Konten Motivasi di Tiktok

2 Desember 2022 15:06
Allo Bank

Gemar Transaksi, Ali Gunawan Koleksi 7,95 Juta Saham Bank Milik Chairul Tanjung

2 Februari 2022 18:27

Pilihan Redaksi

Satyamitra Lestari

Gaet Kontrak Brand Global, Satyamitra Optimistis Penjualan Tumbuh Dua Digit

20 Februari 2023 12:15
Sejarah! Kali Pertama Tim Garuda Lolos Fase Group Piala Asia

Sejarah! Kali Pertama Tim Garuda Lolos Fase Group Piala Asia

26 Januari 2024 00:41
Efek Jack Poltak

Efek Jack Poltak

8 Juni 2023 05:27
Kas Gemuk! Indosat Siap Lunasi Utang Jatuh Tempo Rp266 Miliar

Kas Gemuk! Indosat Siap Lunasi Utang Jatuh Tempo Rp266 Miliar

31 Januari 2025 09:50
Hati-Hati, Penipuan Jualan Tabung Oksigen di Medsos Beredar

Hati-Hati, Penipuan Jualan Tabung Oksigen di Medsos Beredar

9 Juli 2021 17:29
korlantas Polri

Catat! Ini Contact Center NTMC Korlantas Polri

2 April 2021 14:35
Penyanyi Andira Utami. foto: indoposnews.co.id/ ist

Ikuti Jejak Tompi, Andira Utami Comeback dengan Single Jatuh Yang Sejatuhnya

20 November 2021 20:11 - Updated on 24 November 2021 10:00
Pertamina - indoposnews

Pertamina Pertahankan Harga Pertalite

9 Maret 2022 16:29
Bermodal Mafi Fulus

Bermodal Mafi Fulus

24 Maret 2023 05:27
IHSG Longsor 4 Persen, Dana Asing Kabur Rp33 Triliun

IHSG Longsor 4 Persen, Dana Asing Kabur Rp33 Triliun

22 Maret 2025 17:27

About

indoposnews.co.id

“Berita Terbaru Indonesia”
Alamat :
Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Telepon : 02174773761
Email : redaksiindoposnews@gmail.com

Follow us

Alamat : Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta. Telepon : 02174773761 Email : redaksiindoposnews@gmail.com

No Result
View All Result
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks

Alamat : Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta. Telepon : 02174773761 Email : redaksiindoposnews@gmail.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
indoposnews.co.idLogo Header Menu