Indoposonline.NET – PT Energi Mega Persada (ENRG) menguasai Blok Kangean, Jawa Timur (Jatim). Itu menyusul perampungan akuisisi 25 persen saham Energi Mega Pratama Inc (EMP) operator Blok Kangean. Setelah akuisisi, Energi Mega mengendalikan 75 persen kepemilikan di aset gas tersebut.
Dana aksi korporasi itu USD43,5 juta dari total dana hasil rights issue. Maklum, perusahaan meraup dana taktis dari rights issue lebih dari sejumlah USD125 juta. ”Ya, dana tersebut dipakai untuk mengakuisisi 25 persen saham Energi Mega Pratama,” tutur Direktur Keuangan Energi Mega Persada Edoardus Ardianto, Selasa (3/8).
Baca juga: Austindo Nusantara Kantongi Laba Bersih USD12,6 Juta
Blok Kangean merupakan aset berharga bagi perseroan. Sepanjang 2020, Blok Kangean telah berkontribusi 48 persen terhadap total produksi minyak bumi dan gas perseroan. ”Rata-rata produksi semester pertama 2021 sekitar 169,53 juta kaki kubik gas per hari. Kangean juga mengoperasikan sekitar 177 miliar kaki kubik gas dalam cadangan terbukti dan terukur,” imbuh Direktur Utama Energi Mega Persada Syailendra Bakrie.
Perusahaan tetap berkomitmen berpartisipasi dalam program pemerintah melalui Kementerian ESDM dan SKK Migas untuk produksi nasional 1 juta barel minyak per hari, dan 12 miliar kaki kubik gas per hari pada 2030. ”Penguasaan Blok Kangean merupakan bagian dari usaha kami mencapai tujuan tersebut,” ucap Chief Communication Officer Energi Mega Persada Adinda Bakrie.
Baca juga: Perkuat Teknologi, Perusahaan Gas Negara Gandeng PAL Indonesia
Sekadar informasi, Energi Persada menggeber rights issue dengan target dana USD125,19 juta atau Rp1,82 triliun. Pada aksi itu, PT Bakrie Kalila Investment bertindak sebagai pembeli siaga (standby buyer). Jumlah saham baru dilepas pada rights issue itu 14,47 miliar saham. Dengan harga pelaksanaan Rp126 per lembar, perusahaan meraup total dana mencapai Rp1,82 triliun atau USD125,19 juta.
Selain untuk akuisisi tambahan Blok Kangean, perseroan juga menggunakan dana hasil rights issue USD44,33 juta untuk melunasi pinjaman kepada kreditur. Sisa dana USD37,35 juta untuk mendanai modal kerja dari aset Energi Mega Persada beroperasi.
Baca juga: IHSG Menguat, Buruan Bungkus Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI)
Pelunasan pinjaman kepada kreditur dari hasil rights issue juga diharapkan menurunkan beban bunga, memperkuat likuiditas, dan pencapaian laba bersih perseroan. Sedang hasil rights issue untuk modal kerja, salah satunya mengembangkan aset migas di Blok Buzi EPCC, Mozambik, Afrika.
Aset Buzi EPCC di Afrika menunjukkan kemajuan menarik. Perseroan telah melakukan pengeboran pada dua sumur. Berdasar rencana akan selesai pada semester dua 2021. Perseroan berharap Blok Buzi EPCC bisa mulai produksi gas pada 2024.
Sementara itu, selain mengakuisisi aset migas, perseroan akan tetap fokus meningkatkan produksi aset-aset telah beroperasi. Selama ini, Blok Bentu dan Blok Kangean telah berkontribusi cukup besar terhadap produksi perseroan, dan berharap mempertahankan kondisi tersebut. Perseroan juga bersiap meningkatkan produksi dari aset migas lain, termasuk Blok Malacca Strait. (abg)