Indoposonline.NET – PT Bank Maybank Indonesia (BNII) mencatat laba sebelum pajak Rp762 miliar. Menukik 28,5 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp1,1 triliun. Sementara, laba bersih setelah pajak, dan kepentingan nonpengendali (Patami) tercatat Rp510 miliar, turun 37 persen dari edisi sama 2020 di kısaran Rp810 miliar.
Penurunan kinerja terdampak pandemi Covid-19 berkelanjutan sejak kuartal pertama 2020. Pendapatan bunga bersih anjlok 12,1 persen menjadi Rp3,5 triliun seiring penurunan penyaluran kredit, dan yield kredit. Net interest margin (NIM) turun 54 basis points (bps) menjadi 4,47 persen, dibanding periode sama tahun lalu 5,01 persen. ”Namun, NIM meningkat 12 bps dibanding kuartal pertama 2021 tercatat 4,35 persen, didukung biaya bunga membaik,” Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria, di Jakarta, Senin (2/8).
Baca juga: Operasikan Pabrik Baru, Panca Mitra Optimistis Raup Penjualan USD190 Juta
Fee-based income Maybank tererus 19,6 persen menjadi Rp952 miliar, akibat penurunan pendapatan fee dari transaksi global market. Namun, fee terkait bancassurance tumbuh 79 persen menjadi Rp106 miliar. Secara kuartalan, pendapatan fee naik 10 persen menjadi Rp498 miliar kuartal kedua 2021 dari kuartal pertama 2021 di level Rp453 miliar.
Perosotan pendapatan bunga kredit, dan fee-based income akibat pandemi diimbangi berbagai upaya. Di antaranya menekan biaya provisi, biaya kredit (credit cost), dan biaya overhead. Beberapa tahun terakhir, Maybank proaktif mengambil langkah konservatif untuk mencadangkan provisi pada portofolio seluruh segmen bisnis, khususnya di tengah kondisi menantang.
Baca juga: Lindungi UMKM, Pemerintah Bebaskan Pajak Sewa Toko di Mal dan Pasar
Langkah itu, berkontribusi pada penurunan biaya provisi 21,6 persen menjadi Rp763 miliar dari periode sama tahun lalu Rp1,01 triliun. Selain itu, Maybank terus memantau dan mendampingi nasabah tengah menghadapi tantangan. Bank juga mempertahankan risk posture pada tingkat memadai untuk menjaga kualitas aset, sehingga dapat mencatat rasio NPL (konsolidasian) membaik menjadi 4,4 persen (gross) pada Juni 2021 dibanding periode sama tahun lalu 5,0 persen (gross).
Saat ini, kondisi pasar industri perbankan menghadapi perlambatan pertumbuhan kredit, total kredit Maybank Indonesia juga turun 14,6 persen menjadi Rp98,8 triliun. Namun, penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) masih bertumbuh positif 1,2 persen pada semester pertama 2021 menjadi Rp14,4 triliun dari periode sama tahun lalu Rp14,2 triliun. (abg)