Indoposonline.NET – PT Adi Sarana Armada (ASSA) semester pertama 2021 membukukan laba bersih Rp72,6 miliar. Melesat 68,9 persen dibanding periode sama 2020 sebesar Rp43,0 miliar.
”Melalui inovasi-inovasi bisnis baru berbasis teknologi, kami terus melanjutkan pertumbuhan kinerja di masa depan. Itu sejalan pergeseran perilaku masyarakat sangat bergantung pada teknologi, dan kecepatan apalagi di tengah pandemi Covid-19,” tutur Presiden Direktur ASSA Prodjo Sunarjanto.
Baca juga: Menukik 28,5 Persen, Laba Maybank Tersisa Rp762 Miliar
Meski ada kendala Covid-19, perseroan mampu mencatat kinerja positif. Paruh pertama 2021, perseroan sukses mencatat pendapatan Rp2,1 triliun. Menanjak 50,4 persen dibanding periode sama 2020 hanya mencapai Rp1,4 triliun. Kontribusi terbesar pendapatan ASSA dari bisnis delivery express Anteraja. Jika dibanding periode sama 2020, Anteraja telah tumbuh 269,9 persen dengan menyumbang pendapatan Rp982,3 miliar atau 46,6 persen dari total pendapatan ASSA.
Kemudian disusul bisnis sewa kendaraan mobil penumpang, autopool, dan juru mudi dengan kontribusi 37,7 persen atau mencapai Rp795,0 miliar, bisnis jual kendaraan bekas Rp180,8 miliar, bisnis lelang Rp87,5 miliar, dan bisnis logistik Rp64,5 miliar. ”Kami bersyukur atas capaian ini,” imbuhnya.
Baca juga: Operasikan Pabrik Baru, Panca Mitra Optimistis Raup Penjualan USD190 Juta
Meski kondisi ekonomi nasional, dan global masih tertekan pandemi Covid-19, perseroan optimistis dapat melanjutkan kinerja positif tahun ini dengan membidik pertumbuhan pendapatan minimal 20-25 persen. Untuk mencapai target, dan sasaran tahun ini, perseroan berupaya menciptakan peluang di tengah tantangan dengan memanfaatkan transformasi digital melalui aplikasi-aplikasi digital, media sosial untuk menjadi tumpuan perusahaan, dan anak usaha tetap tumbuh berkelanjutan.
”Kami meyakini e- commerce, fintech, digital payment dan penggunaan teknologi digital akan menjadi mesin pertumbuhan baru seiring peningkatan pengguna internet dan smartphone didorong perubahan kebiasaan belanja masyarakat ke sistem online,” tegas Prodjo.
Baca juga: Lindungi UMKM, Pemerintah Bebaskan Pajak Sewa Toko di Mal dan Pasar
Sekadar informasi, ASSA telah menyelesaikan proses penerbitan obligasi konversi melalui mekanisme Rights Issue pada 27 Juli 2021. Total dana didapat Rp720 miliar. Di mana, posisi IFC sebagai pembeli siaga, akan digunakan untuk pengembangan bisnis logistik ASSA. ”Kami sangat senang IFC bergabung sebagai pemangku kepentingan ASSA, sehingga diharap dapat membantu perseroan terus membangun bisnis berkelanjutan, dan meningkatkan kinerja seluruh lini bisnis ke depan,” harap Prodjo. (abg)