Indoposonline.NET – PT Alkindo Naratama (ALDO) sepanjang kuartal pertama 2021, membukukan pendapatan Rp340,7 miliar. Melesat 9,4 persen dibanding periode sama 2020 sejumlah Rp311,4 miliar. Hasil itu mendongkrak laba bersih senilai Rp14,6 miliar. Meroket 79,2 persen dibanding edisi sama 2020 senilai Rp8,2 miliar.
Komposisi penjualan masih didominasi segmen paper 39 persen, sementara paper converting 26 persen, sehingga total dari industri paper 65 persen. Sementara sisanya dikontribusi segmen Polimer dan Chemical. Penjualan positif tidak lepas dari tren kenaikan e-commerce dan sektor fast-moving consumer goods (FMCG).
Baca Juga: Gagal Efisiensi, Manajemen Intraco Penta Lakukan Ini
Strategi pengembangan usaha masuk pasar tas berbahan baku kertas atau paper bag, kemasan ke sektor FMCG, food and beverages (F&B), usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tumbuh signifikan di masa pandemi terbukti tepat. Kondisi itu, seiring momentum kebiasaan baru di masa new normal. Di mana, pemesanan melalui e-commerce meningkat pesat disertai kesadaran mengurangi pencemaran lingkungan.
Menilik prospek industri FMCG dan online business, tentu akan memerlukan packaging. Selain itu, untuk prospek ke depan, juga melihat peluang bisnis pengiriman. Indonesia sebagai negara kepulauan cukup luas, pengiriman dari satu pulau ke pulau lain akan membutuhkan packaging. ”Peluang ini sangat besar. Bahan bakunya bisa kami sediakan,” tutur Presiden Direktur Alkindo H Sutanto.
Baca Juga: Jawab Gugatan Pailit Rp10 Juta, Manajemen Ace Hardware Jelaskan Gini
Alkindo sebagai paper converter baru-baru ini, memperkenalkan produk baru yaitu paper box untuk kemasan makanan dan paper bag untuk tas belanja bagi pelaku usaha ritel. Misalnya, toko swalayan, supermarket, dan lain-lain. Alkindo juga telah memproduksi Paper Core, biasa digunakan perusahaan film, plastik, dan flexible packaging.
Sebagai informasi, saat ini bahan baku kertas digunakan perusahaan. Salah satunya dari kertas bekas daur ulang atau recycled paper. Bahan baku itu, dikumpulkan dan diproduksi anak usaha Alkindo, PT Eco Paper Indonesia (ECO).
Baca Juga: Bos BCA Prihatin Ecommerce Penuh Produk Impor
Menilik pertumbuhan belanja online, dan food delivery, Alkindo optimistis dengan target pertumbuhan penjualan signifikan segmen kertas dan kertas konversi tahun ini. Bahkan, pada kuartal pertama tahun 2021, segmen kertas Alkindo membukukan penjualan Rp126,7 miliar. Tumbuh 33 persen dibanding periode sama 2020. Sementara kontribusi penjualan dari segmen kertas konversi naik 14 persen menjadi Rp90,4 miliar dibanding capaian kuartal pertama tahun sebelumnya.
Untuk target pertumbuhan, ECO diproyeksi berkontribusi paling besar. Di mana, produk brown paper banyak digunakan para corrugated untuk membuat dus atau packaging mendukung sektor FMCG, dan sangat erat berhubungan dengan kondisi negara Indonesia sebagai negara kepulauan, sehingga pengiriman barang banyak menggunakan paket dus. ”Kemudian kontribusi pertumbuhan lain dari produk baru Alkindo yaitu paper box dan paper bag,” imbuhnya.
Baca Juga: Jangan Cemas, Gawai Bebas Bakteri dengan UV Smartphone Sterilizer
Selain bisnis berbasis kertas, Alkindo juga membidik pertumbuhan lini bisnis lain. Lini usaha distribusi bahan kimia tekstil, melalui PT Swisstex Naratama Indonesia (SNI), Alkindo juga melayani para pelaku industri produk tekstil. Selain itu, melalui PT Alfa Polimer Indonesia (API), entitas anak bergerak bidang manufaktur water-based polimer, Alkindo juga menyasar pelaku industri kayu, mebel, kertas, cat dan roof coating, dan lainnya. Permintaan industri mebel di Amerika Serikat (AS) juga sedang meningkat sebagai akibat trade war US-China. Di mana, impor furniture mulai banyak dialihkan ke Indonesia.
Nah, sepanjang tahun ini, perusahaan memproyeksikan dapat meraih pertumbuhan signifikan. Itu seiring kondisi ekonomi dan kebiasaan baru yang berlaku di masyarakat mulai pulih. ”Kami tetap optimistis kinerja tumbuh signifikan tahun ini,” harap Direktur Alkindo Kuswara. (abg)