indoposnews.co.id – Jokowi Effect masih terasa di lintasan pasar modal Indonesia. Itu terefleksi dari lompatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat signifikan. Pada perdagangan perdana 2022 itu, Jokowi Effect diikuti masuknya investor asing.
Ya, presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2022, Senin (3/1). Menyusul ledakan Jokowi Effect itu, IHSG ditutup melesat 1,27 persen atau 8,3,83 poin menjadi 6.665,31. Sepanjang sesi, indeks bergerak pada rentang support 6.586,13, dan resisten 6.677,19.
Baca juga: Bersama Jokowi, Ketua OJK Beber Capaian Pasar Modal Sepanjang 2021
Akibat Jokowi Effect itu, ada 321 saham menguat, 215 saham melemah, dan 148 saham stagnan. Total transaksi mencapai Rp9,7 triliun dengan aksi beli bersih investor asing Rp346,91 miliar. Saham PT Bank Jago (ARTO) paling banyak diborong investor asing dengan net buy Rp166,5 miliar. Saham ARTO naik 8,28 persen atau 1.325 poin menjadi Rp17.325.
Saham lain diborong pemodal bule yaitu saham Telkom Indonesia (TLKM) senilai Rp93,1 milair, dan saham Elang Mahkotya Teknologi (EMTK) dibeli asing Rp91,4 miliar. Selain itu, investor mancanegara juga mengakumulasi saham BBRI, MDKA, dan BBCA.
Baca juga: Buka Perdagangan BEI 2022, Jokowi Ingatkan Sejumlah Tantangan Berikut
Saham Guna Timur Raya (TRUK) menghuni jejeran top gainers dengan lonjakan 34,97 persen menjadi Rp220. Saham Tanah Laut (INDX) meroket 12,80 persen menjadi Rp141, dan saham Central Proteina Prima (CPRO) surplus 9,47 persen menjadi Rp104.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin, 3 Januari 2022. Jokowi mengungkap sejumlah tantangan ekonomi Indonesia, dan pasar modal ke depan.
Tahun lalu, sebum Jokowi merupakan tahun sulit. Indonesia terkena serangan gelombang kedua pandemi Covid-19 dengan kedatangan varian delta. Namun, sejumlah indikator ekonomi tetap menunjukkan hasil baik. Itu menjadi modal positif dan harus ditingkatkan tahun ini.
Baca juga: Manulife Indonesia dan Bank DBS Indonesia Luncurkan MIWealthLink Optimax
Sejumlah tantangan itu, sambung Jokowi akan dihadapi sepanjang 2022. berbekal kerja keras secara kolektif, hambatan tersebut bisa dihadapi dengan baik. Tahun lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh 10,1 persen. Angka itu, lebih tinggi dibanding Singapura tumbuh 9,8 persen, Malaysia minus 3,7 persen, dan Filipina minus 0,2 persen.
Selain itu, investor pasar modal naik signifikan. Pada 2017 jumlah investor ada 1,1 juta jiwa, saat ini mencapai 7,4 juta investor. Terutama investor ritel, tidak sedikit dari anak-anak muda, milenials, gen z. ”Semuanya masuk bursa dan diharap terus membesar. Kondisi itu, akan mendorong pertumbuhan ekonomi indonesia,” tutur Jokowi, usai membuka perdagangan BEI 2022, di Jakarta, Senin (3/1). (abg)