Indoposonline.NET – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mempertegas komitmen memperkuat keandalan listrik dan meningkatkan rasio elektrifikasi Indonesia Timur. Kali ini, PLN telah menuntaskan pembangunan infrastruktur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau Tol Listrik Flores sepanjang 864 kilometer sirkuit (kms). Itu tersambung dari Labuan Bajo sampai Maumere.
Kehadiran tol listrik itu, diharap menarik investasi dan mendongkrak perekonomian Pulau Flores dan sekitarnya. ”Kami percaya listrik merupakan energi menggerakkan kehidupan dan berperan penting meningkatkan kualitas hidup masyarakat. PLN akan terus berupaya memperluas akses, dan meningkatkan keandalan listrik,” tutur Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara PLN, Syamsul Huda.
Baca juga: Wall Street Terjun Bebas, Peluang IHSG Positif
Saat ini, kondisi sistem kelistrikan Pulau Flores memiliki daya 104,1 Megawatt (MW), dengan beban puncak untuk melayani pelanggan total 71,6 MW. Nah, dari total 104,1 MW pembangkit di Flores, selama ini terpisah dalam dua sistem, yaitu Sistem Flores Bagian Barat dan Sistem Flores Bagian Timur.
Sistem Flores Bagian Barat berkapasitas total 40,7 MW. Antara lain, PLTMG Rangko 23 MW, dan PLTD Golobilas 3,4 MW di Labuan Bajo. PLTP Ulumbu 10 MW, PLTD Faobata Bajawa 2,2 MW di Kabupaten Manggarai, dan pembangkit lainnya. Sedang, Sistem Flores Timur berkapasitas total 63,4MW. Antara lain PLTMH Ndungga 2 MW, PLTS Wewaria 1 MW, PLTD Mautapaga 3 MW, PLTU Ropa 14 MW di Ende, dan PLTS Waeblerer 1 MW, PLTD Wolomarang 3 MW dan PLTMG Maumere 40 MW di Kabupaten Sikka.
Baca juga: Efek Alat Berat Meroket, United Tractors Catat Pendapatan Rp37,3 Triliun
Sebelumnya, Sistem Flores Barat memiliki cadangan terbatas. Efeknya, mudah defisit jika ada gangguan salah satu pembangkit. Sedang Sistem Flores Timur dengan cadangan sangat mencukupi. Penggabungan dua sistem itu, cadangan menjadi sangat mencukupi, dan lebih andal. Selain itu, dengan penggabungan sistem lebih besar, akan membuat sistem lebih efisien, dan dapat menurunkan biaya operasi 3-4 persen.
Guna mendukung keandalan suplai Sistem Flores telah beroperasi 11 Gardu Induk berkapasitas 225 MVA. Didukung saluran transmisi sepanjang 864 kms. Terdiri dari 1.319 tapak tower tersebar seluruh Kabupaten Flores. Terakhir, Gardu Induk Aesesa di Kabupaten Nagekeo sudah energize pada 4 Juni 2021 lalu.
Baca juga: Astra International Bungkus Laba Bersih Rp8,8 Triliun
Usaha PLN membangun infrastruktur tol listrik itu, membuahkan hasil. Itu setelah sukses tersambung dari Labuan Bajo sampai Maumere. Untuk mewujudkan tol listrik Flores itu, PLN menginvestasikan anggaran Rp1,1 triliun. Karena kondisi geografis, PLN cukup mengalami kesulitan untuk membangun tol listrik Flores. PLN melakukan pembangunan Tol listrik Flores sejak 2006 mulai proses perizinan, survei lokasi tapak tower, sampling uji tanah, penyusunan desain gambar hingga pembebasan lahan tapak tower sepanjang jalur transmisi dari Labuan Bajo sampai Maumere.
Dengan kondisi geografis beraneka ragam mulai tanah datar, perkebunan, pertanian, kawasan hutan, perbukitan, lembah, cukup menyulitkan dalam pengerjaan pembangunan pondasi tapak tower, perakitan tower hingga pembebasan jalur kawat transmisi dan penarikan transmisi SUTT 70 kV.
Baca juga: Investor Tahan Diri, Buruan Borong Saham-Saham Ini
”Selain pembebasan lahan, juga tantangan geografis saat proses konstruksi. Misalnya, membawa material untuk pondasi, pemasangan tower, dan proses penarikan kabel. Maklum, akses untuk mencapai lokasi masih memaksimalkan tenaga manusia, dan metode sederhana,” beber Huda.
Satu tahun terakhir, seluruh tim tetap berjuang melaksanakan tugas dan tanggung jawab meski pergerakan dan aktivitas lapangan memiliki keterbatasan karena harus menyesuaikan dengan protokol kesehatan. Saat ini, rasio elektrifikasi Provinsi NTT mencapai 88,82 persen dan rasio desa berlistrik telah mencapai 96,57 persen per Juni 2021. ”Pandemi jelas berdampak, tetapi semangat PLN menerangi negeri tidak surut,” pungkas Huda. (abg)

























