indoposnews.co.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak bervariasi cenderung melemah. Pasalnya, investor akan menunggu data inflasi Januari 2022 berdasar konsensus berada pada level 2,15 persen dari sebelumnya 1,7 persen.
Kemudian, sentimen negatif IHSG ditambah koreksi dua komoditas unggulan yaitu crude palm oil (CPO), batu bara, dan sikap hati-hati investor atas keputusan PPKM Jawa Bali di tengah lonjakan kasus baru. ”IHSG akan menyusuri level support 6.590, dan resistance level 6.670,” tutur Mino, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas.
Baca juga: Luncurkan Layanan PLUS, BTN Prioritas Patok Dana Kelolaan Rp45,9 Triliun
Sejatinya, IHSG mendapat dukungan burga global terutama Amerika Serikat (AS). Sentimen positif itu, berupa penguatan Indeks bursa saham AS Wall Street, dan indeks manufaktur Januari 2022 naik menjadi 53,7 dari sebelumnya 53,5.
Nah, dalam kondisi market kurang bertaji itu, sejumlah saham patut diburu antara lain INCO support Rp4.650, resisten Rp4.770, LSIP support Rp1.225, resisten Rp1.295, INTP support Rp10.825, resisten Rp11.100, dan PTBA support Rp2.820, dan resisten Rp2.890.
Baca juga: Mundur, Berikut Jadwal Terbaru RUPSLB MNC Investama
Pada perdagangan akhir pekan lalu, indeks bursa saham AS Wall Street kembali ditutup menguat untuk kali ketiga secara beruntun. Dow Jones menguat 273 poin (0,78 persen) pada level 35.405, S&P 500 bertambah 31 poin (0,69 persen) ke posisi 4.546, Nasdaq naik 106 poin (0,75 persen) menjadi 14.346, dan EIDO menguat 0,01 poin (0,04 persen) pada level 23.19.
Lonjakan Wall Street itu, terjadi menyusul soliditas laporan keuangan emiten kuartal empat tahun lalu. Lalu, ditambah aksi beli investor terhadap saham sektor teknologi, dan lonjakan imbal hasil obligasi.
Baca juga: M Cash Integrasi Bentuk Usaha Patungan Berlabel Meta Pravia Digital
Perusahaaan jasa pengiriman UPS ditutup menguat 14 persen setelah melaporkan pendapatan, dan laba bersih kuartal empat tahun lalu, lebih baik dari ekspektasi, dan akan menaikkan dividen kuartalan 48 persen. Exxon Mobil naik 6,4 persen setelah pendapatan naik 80 persen. Kenaikan pendapatan itu, ditopang lonjakan harga minyak mentah, dan gas.
Sejauh ini, berdasar catatan FactSet 78,5 persen emiten indeks S&P 500 berhasil membukukan laba bersih lebih baik dari ekspektasi. Sementara itu, saham sektor perbankan seperti Wells Fargo naik 3,3 persen, Goldman Sach 2,6 persen, dan JP Morgan 1,7 persen. Itu terjadi setelah imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun naik dua basis points (bps), dan ditutup di atas level 1,8 persen. (abg)