indoposnews.co.id – PT Bina Yatra Sentosa membeli saham Intiland Development (DILD) senilai Rp43,50 miliar. Sebagai salah satu pengendali Bina Yatra Sentosa memborong saham Intiland Development dengan harga pelaksanaan Rp300 per saham.
Pembelian 145 juta lembar itu, dilakukan pada 28 Desember 2021. Saat bersamaan, Bina Yatra Sentosa menjual dengan harga pelaksanaan Rp256 per saham senilai Rp37,12 miliar alias rugi Rp6,38 miliar. Dengan aksi itu, saham Bina Yatra Sentosa tetap 1,35 miliar alias 13,03 persen.
Baca juga: Wow, J Resources Asia Dapat Dana Segar Rp2,13 Triliun
Sebelumnya, Bali Private Villa (s) Pte. Ltd membelli saham Intiland Development sejumlah Rp59,38 miliar. Transaksi dilakukan dengan harga pelaksanaan Rp381 per saham dengan menyapu 155.858.800 atau 155,85 juta lembar.
Aksi pada 23 Desember 2021 itu, diikuti dengan penjualan pada harga pelaksanaan Rp324 per saham setara Rp50,49 miliar. Artinya, Bali Private Villa merugi Rp8,89 miliar. Menyusul aksi itu, komposisi saham Bali Private Villa tetap 775.911.150 per saham alias 7,49 persen.
Baca juga: Ekspansi Indonesia Timur, Caturkarda Depo Suntik Modal Megadepo Rp201,38 Miliar
Selanjutnya, pada 21 Desember 2021, Bali Private Villa Pte. Ltd membeli saham Intiland Development senilai Rp42,43 miliar dengan memborong 112.864.400 lembar atau 112,86 juta lembar. Pembelian dilakukan dengan harga pelaksanaan Rp376 per saham.
Saat bersamaan, Bali Private Villa menjual seluruh saham tersebut dengan harga Rp310 per saham senilai Rp34,98 miliar alias tekor Rp7,45 miliar. Pada 17 Desember 2021, Bali Private Pte. Ltd membeli 80.774.400 lembar dengan harga pelaksanaan Rp370 per saham senilai Rp29,88 miliar. Lalu, menjual dengan harga Rp309 per saham senilai Rp24,95 miliar alias rugi Rp4,93 miliar.
Baca juga: Jasa Armada Tambah Empat Kapal Rp90,53 Miliar, Ini Harapan Manajemen
Sebelumnya, pada 13 Desember 2021, Bali Private Pte Lte memborong 140.864.310 atau 140,86 juta lembar dengan harga Rp371 per saham senilai Rp52,11 miliar. Kemudian, melepas pada harga Rp330 per saham setara Rp46,48 miliar alias rugi 5,63 miliar. (abg)