Dilihat dari usia, anggota dewan juri FFWI termuda berusia 25 tahun, yaitu Miftachul Arifin. Dia lahir di Kediri tahun 1996. Sedangkan yang tertua berusia 64 tahun, yaitu Eddy Hariyadi yang lahir tahun 1957 di Bogor.
Untuk ketua dewan juri FFWI tahun ini dijabat oleh Shandy Gasella, generasi muda kelahiran tahun 1985 atau 36 tahu silam di Sukabumi.
Dari segi gender, komposisi dewan juri FFWI terdiri dari 19,9% perempuan. Sekretaris Dewan Juri juri juga diduduki oleh perempuan, yaitu Tertiani Bebby Simandjuntak dari harian The Jakarta Post. Menurut Yan Widjaya, kehadiran anggota dewan juri perempuan diharapkan dapat ikut memberikan penilaian dari sudut pandang perempuan.
Baca juga : BPI Dukung Penuh Gelaran FFWI
Demikian pula keragaman tercemin pula dari asal media. Terdapat 35 media yang berbeda tempat anggota dewan juri bekerja. Walaupun anggota dewan juri tidak mewakili media, melainkan berdasarkan sosoknya, namun asal media dewan juri pasti mempengaruhi sudut pandang dewan juri yang bersangkutan. Hal itu mau tidak mau akan dapat menimbulkan diskusi yang sangat seru di kalangan mereka manakala akan menentukan unggulan dan pemenang.
Belum lagi dilihat dari kota asal, dewan juri, datang dari 10 kota yang berbeda: DKI Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor, Bandung, Jogjakarta, Solo, Medan, dan Makassar.
“Dengan demikian hasil FFWI tidak berdasarkan Jakarta sentris,” tandas Yan Widjaya.
Direncanakan panitia FFWI akan mengumumkan unggulan untuk ketiga genre film dan unsur-unsurnya pada tanggal 19 Oktober. Sedangkan malam puncaknya akan dilaksanakan tepat pada tanggal 28 Oktober 2021. (ash)