Indoposonline.NET – Permintaan properti berkonsep kota mandiri diramal bakal semarak. Terutama yang memadukan unsur residensial dan komersial (integrated townships). Peningkatan permintaan residensial akan terjadi pada second-tier cities (kota lapis kedua).
Proyeksi itu, merujuk data BCI Asia menunjukkan tren properti perumahan ke depan berkonsep terbuka hijau dengan harga terjangkau. ”Kami perkirakan pertumbuhan kredit properti berada di kisaran 6,4-7,8 persen sepanjang tahun ini,” tutur Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro, di Jakarta, Senin (31/5).
Baca Juga: Daur Ulang Sampah, Inocycle Technology Raih Penjualan Rp518,7 Miliar
Faktor terpenting pendorong pertumbuhan kredit sektor properti itu, percepatan pemulihan ekonomi dan prospek ke depan. Itu sangat menentukan consumer confidence dan mempengaruhi keputusan belanja rumah tangga, termasuk untuk membeli properti.
Periode Januari-Maret 2021, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh 4,3 persen year on year (yoy). Sedang untuk kredit pemilikan apartemen (KPA) tumbuh 2,5 persen yoy.
Baca Juga: Wow, Bank Amar Indonesia Koleksi Kredit Rp1,76 Triliun
Pertumbuhan KPR tertinggi terjadi pada rumah tipe 22-70 dengan kenaikan 7,57 persen per Maret 2021. Selanjutnya, permintaan KPR untuk tipe besar di atas 70 tumbuh 0,34 persen yoy. Sedangkan untuk KPR tipe rumah kecil mengalami kontraksi 13,2 persen yoy.
Untuk pertumbuhan KPA tertinggi terjadi pada apartemen tipe kecil, yakni tumbuh 8,75 persen yoy. Kemudian, ada KPA untuk apartemen tipe menengah tumbuh 4,48 persen yoy. Sedang KPA tipe apartemen besar justru kontraksi 1,07 persen per Maret 2021. ”KPR merupakan sumber pembiayaan utama untuk pembeli properti residensial dengan proporsi 73,7 persen dari seluruh pembiayaan kuartal pertama tahun ini,” tegasnya.
Baca Juga: Sudahi Kemelut, Ini Jalan Terjal Garuda Indonesia
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) mencapai 214,8 pada Januari-Maret 2021, tumbuh 1,35 persen dibanding periode sama tahun lalu secara year on year (yoy). Pertumbuhan itu masih lebih rendah dibanding pada kuartal sebelumnya mencapai 1,43 persen.
Perlambatan harga pada kuartal I-2021 terjadi pada tipe rumah kecil dan menengah. Secara rinci, pertumbuhan harga properti residensial tipe rumah kecil mencapai 1,78 persen yoy, lebih rendah dari kuartal IV 2020 sebesar 2,83 persen yoy. Harga properti residensial tipe rumah menengah tumbuh 1,46 persen, lebih lambat dibanding kuartal lalu mencapai 1,61 persen yoy.
Baca Juga: Pertama, XL Axiata Sajikan Layanan Konvergensi
Sementara itu, harga properti residensial tipe rumah besar mengalami pertumbuhan 0,83 persen yoy. Pertumbuhan itu, sedikit lebih tinggi dibanding kuartal keempat tahun lalu, yakni 0,81 persen yoy.
Penjualan properti residensial tumbuh 13,95 persen kuartal pertama 2021 dari periode kuartal empat 2020 minus 20,59 persen. Itu terjadi karena low base effect. Maklum, tahun lalu, penjualan properti residensial anjlok 43,19 persen yoy. Nah, lompatan penjualan properti residensial kuartal pertama 2021 menyasar seluruh tipe rumah.
Baca Juga: Buruh Giant Terkatung, KSPI Tuntut Pemerintah Tanggung Jawab
Peningkatan terbesar terjadi pada tipe rumah menengah tipe 22-70 yaitu 25,86 persen dari periode sama 2020 melorot 50,63 persen. Kemudian, rumah tipe kecil 9,69 persen dibanding periode sama 2020 tekor 42,74 persen. Dan, rumah tipe besar 6,95 persen dibanding edisi sama 2020 anjlok 13,99 persen. (abg)