indoposnews.co.id – Garuda Indonesia (GIAA) tengah berkomunikasi secara intensif dengan Boeing. Pembicaraan mengenai detail kebutuhan armada yang sesuai dengan pangsa pasar Garuda. Termasuk mengenai waktu delivery pesawat.
Hal tersebut juga mempertimbangkan sisi kesiapan Boeing untuk menyediakan tipe pesawat yang dibutuhkan Garuda. Rencana pembelian pesawat itu, merupakan salah satu langkah strategis jangka panjang dalam upaya penyehatan perseroan melalui transformasi bisnis.
”Transformasi bisnis tersebut dilakukan melalui penguatan armada, dan optimalisasi jaringan penerbangan dalam lima tahun ke depan,” tegas Wamildan Tsani, Direktur Utama Garuda Indonesia.
Baca juga: Giliran Prajogo Pangestu Gulung 284,84 Juta Saham Industri Kawasan Karawang
Pembelian pesawat tersebut akan menunang transformasi bisnis perseroan dari aspek network, dan fleet melalui rasionalisasi jaringan rute. Itu didasari pada profitability uplift potential, strategic network, dan ekspansi armada yang align dengan permintaan market dengan tetap menjaga efisiensi atas operating cost.
Dengan demikian, nanti diharap dapat mengoptimalkan pendapatan perseroan. Mengenai sumber pendanaan untuk pembelian 50 armada tersebut sealan dengan rencana penyehatan keuangan perseroan sebagaimana tertuang dalam rancangan restrukturisasi yang telah disetujui Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Di mana, sebelumnya, rancangan penyehatan tersebut telah mendapat persetujuan presiden Prabowo Subianto pada 23 Juni 2025, dan Rapat umum pemegang saham luar biasa pada 30 Juni 2025. ”Selain itu, perseroan juga secara paralel tengah menjalin Komunikasi dengan seumlah pihak pemberi dana potensial,” tukas Wamildan.
Sekadar informasi, pembelian 50 armada Boeing tersebut buah pengenaan tarif 19 persen terhadap produk ekspor Indonesia menuju Amerika Serikat (AS). Impor pesawat itu, mayoritas modal Boeing 777. (abg)