indoposnews.co.id – PT Bank Neo Commerce (BBYB) bakal menghelat rapat umum pemegang saham luar biasa pada 21 Juli 2022. Hajatan itu, dipentaskan untuk meminta restu rencana right issue dan private placement. Rapat akbar pukul 14.00 WIB itu, berlangsung di kantor pusat Bank Neo, Treasury Tower Lantai 60, Kawasan District 8 Lot. 28, Sudirman.
Peserta berhak untuk hadir dalam acara itu, dengan daftar pemegang saham tercatat pada 28 Juni 2022. Berdasar skenario, right issue ditawarkan maksimal 5 miliar lembar. Dan, private placement 942.168.184 lembar alias 942,16 juta lembar setara Rp94,21 miliar.
Right issue dipentaskan tidak lebih dari 12 bulan sejak persetujuan pemegang saham, dan private placement dilakukan sekaligus atau bertahap dalam dua tahun setelah mendapat restu pemegang saham. Dana hasil dari dua aksi korporasi itu, untuk meningkatkan struktur permodalan, mendongkrak modal kerja dalam pengembangan usaha perseroan. Melalui right issue, perseroan akan mendapat tambahan modal disetor untuk modal kerja sehingga dapat mengembangkan kegiatan usaha, berdampak positif terhadap kondisi keuangan, dan hasil usaha perseroan.
Sementara itu, pelaksanaan private placement berdampak pada jumlah kas dan setara kas akan meningkat 3,93 persen menjadi Rp2,49 triliun dari Rp2,39 triliun. Itu dari dana hasil private placement Rp94,21 miliar atas penerbitan 942.168.184 lembar saham. Lalu, jumlah aset akan meningkat 0,83 persen dari Rp11,33 triliun menjadi Rp11,43 triliun, diakibatkan peningkatan kas dan setara kas dari penerimaan dana hasil private placement.
Baca juga: Wismilak Makmur Tabur Santunan Dividen Rp45,35 Miliar, Ini Diagram Pencairannya
Selanjutnya, jumlah ekuitas akan meningkat 3,26 persen dari Rp2,88 triliun menjadi Rp2,98 triliun sebagai akibat meningkatnya jumlah tambahan modal disetor dari hasil private placement sebesar Rp94,21 miliar.
Bank Neo berencana untuk melakukan private placement maksimal 942,16 juta lembar atau 10 persen dari modal ditempatkan, dan disetor. Akibat penerbitan saham baru, jumlah saham beredar menjadi lebih banyak. Oleh karena itu, setelah penambahan modal ditempatkan dan disetor itu efektif, persentase kepemilikan saham masing-masing pemegang saham akan mengalami penurunan (dilusi) 9,09 persen. (abg)