Indoposonline.NET – PT PLN bersama PT Bank Mandiri (BMRI) meneken nota kesepahaman kerja sama knowledge sharing ketenagalistrikan. Kolaborasi dua BUMN besar Indonesia itu, diharap berkontribusi pada pengembangan sektor ketenagalistrikan, perbankan, dan berbagai sektor lain dalam menggerakkan roda perekonomian nasional.
Menyusul kerja sama itu, PLN dan Bank Mandiri akan melakukan knowledge transfer, FGD, sharing session, pertukaran data, informasi, dan publikasi dilakukan secara periodik pada lingkup sektor ketenagalistrikan, keuangan atau lingkup lainnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Baca juga: Metrodata Academy Siap Lahirkan Ribuan Talenta Digital
Selama ini, PLN dan Bank Mandiri telah bekerja sama melakukan pelatihan, benchmarking, dan workshop bidang keuangan, pengelolaan aset, central policy, manajemen risiko, kebijakan SDM, dan teknologi informasi.
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Sinthya Roesly mengatakan, bentuk kerja sama PLN dan Bank Mandiri bermakna berbagi informasi sangat luas. Mulai informasi pertumbuhan bisnis, target pasar, hingga proyek infrastruktur sebagai target pembiayaan sektor perbankan juga menjadi indikator gerak pertumbuhan ekonomi dan bisnis.
Baca juga: Wow, Indofood Sukses Makmur Koleksi Laba Usaha Rp4,91 Triliun
”Kami banyak belajar dari Bank Mandiri sebagai pemilik Mandiri Institute. Dari situ, memberi gambaran kepada PLN soal update informasi pasar, terutama sektor keuangan, dan fundamental perekonomian baik makro maupun mikro bisa menjadi gambaran untuk menyikapinya secara korporasi dalam konteks bisnis,” tutur Sinthya, Selasa (29/6).
PLN dan Bank Mandiri memiliki kepentingan pertukaran informasi dan kolaborasi untuk mendorong pengembangan bisnis masing-masing perusahaan. Pasalnya, PLN memiliki aset dengan nilai lebih dari Rp1.600 triliun, dan sumber daya manusia termasuk tenaga alih daya (TAD) mencapai hampir 200 ribu orang.
Baca juga: Anteraja Dongkrak Pendapatan Adi Sarana (ASSA) jadi Rp963,17 Miliar
PLN juga memiliki pelanggan 80 juta. Di mana, capital menjadi leading indicator. Itu karena praktis struktur biaya seluruh pelanggan PLN akan menentukan bagaimana indikator perekonomian Indonesia dapat diprediksi lebih awal. Sinergi PLN dengan Bank Mandiri juga memberi banyak peluang sehingga memberikan kemaslahatan bagi kedua perusahaan.
”Eksekusi operasional, bagaimana nasabah Bank Mandiri juga menjadi pelanggan PLN dapat saling membantu memitigasi risiko kedua belah pihak. Bisa juga PLN dan Bank Mandiri bekerja sama menarik jaringan pelanggan baru, analisis bersama agar dapat mengelola risiko lebih baik,” tambahnya.
Baca juga: Produsen Indomie, Indofood CBP Bukukan Penjualan Bersih Rp15,09 Triliun
Sementara itu, Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati mengapresiasi kepercayaan PLN atas kerja sama terjalin bersama Bank Mandiri. Menurutnya, Bank Mandiri telah mendukung pertumbuhan bisnis maupun ekosistem PLN. Pertumbuhan bisnis PLN dinilai meningkat sangat luar biasa. Sebagai contoh, transaksi forex tahun lalu mencapai USD3,3 miliar melalui Bank Mandiri.
Kemudian nilai collection melalui Bank Mandiri mencapai Rp8 triliun tiap bulan, atau sekitar 30 persen dari total collection PLN. Itu berarti secara transaksi treasury mencapai 40 persen. ”Setelah MoU ini terjalin, kami berharap akan ada berbagai kerja sama lebih erat, dan intensif baik dalam bentuk workshop, training, FGD dan kolaborasi lain berdampak sangat besar bagi Bank Mandiri. Karena kami dapat melihat secara lebih jelas, mengetahui lebih luas, dan dalam industri ketenagalistrikan beserta supply chain terlibat didalamnya,” ucap Susana.
Baca juga: Pemegang Saham TIM Enggartiasto Lukita, Bukan Bambang Trihatmodjo
Sementara seiring strategi PLN mendorong proyek energi baru terbarukan (EBT), Bank Mandiri akan memberikan perhatian lebih untuk sektor ini. Sejauh ini, Bank Mandiri telah memiliki portofolio pembiayaan pada pembangkit listrik mikro hidro (PLTMH), dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Berdasar data Bank Mandiri, penyaluran pembiayaan untuk sektor kelistrikan Indonesia mencapai Rp800 triliun. Untuk itu, ke depan, Bank Mandiri akan mendorong pembiayaan proyek kelistrikan berbasis EBT. ”Kami berharap Bank Mandiri dapat mensupport EBT lebih baik lagi, juga target PLN bisa mendukung program bauran energi baru terbarukan 23 persen pada 2025,” harapnya. (abg)