Indoposonline.NET – Penderitaan warga India berlipat. Gelombang tsunami Covid-19 dan krisis kelaparan belum usai, Badan Meteorologi India mengonfirmasi ledakan badai Monsoon menyusul. Selain buruk, efek badai Monsoon juga menguntungkan wilayah selatan negara bagian pesisir Kerala.
Maklum, nyaris separo tanah pertanian India tidak memiliki sistem irigasi. Bergantung pada intensitas hujan tahunan edisi Juni-September untuk bercocok tanam padi, jagung, tebu, kapas, dan kedelai.
Baca Juga: Cafe di Paris Mulai Buka
Sejak gelombang tsunami Covid-19 melanda India, sebagian besar masyarakat menghadapi krisis kelaparan. Itu akibat sejumlah kebijakan lockdown berdampak pada pendapatan perekonomian penduduk. Warga hidup dalam ketakutan. Khawatir tidak dapat menghidupi tujuh anak karena kesulitan mencari nafkah.
Virus corona India telah membunuh kurang lebih 160 ribu orang delapan minggu terakhir. Itu membuat rumah sakit kewalahan dan berdampak pada bisnis di India. Para ahli memperingatkan krisis lain membayangi, dengan peningkatan kelaparan pada warga miskin India.
Baca Juga: Warga India Sekarat, Modi Pilih Renovasi Gedung Parlemen Rp25 Triliun
Sekitar 230 juta masyarakat India jatuh miskin dengan pendapatan kurang dari 375 rupee per hari atau sekitar Rp74 ribu sejak awal pandemi Covid-19 tahun lalu. Berdasar Pusat Pemantauan Ekonomi India, lebih dari 7,3 juta pekerjaan hilang pada April 2021. Itu berarti lebih banyak orang menderita. Di mana, 90 persen pekerja berada di sektor informal tidak memenuhi syarat untuk mendapat bantuan pemerintah.
Warga India, Abdul Jaleel harus mengayuh becak untuk bertahan hidup. Itu Jaleel jalani untuk memberi makan keluarga. Maklum, Jaleel terpaksa berhenti dari pekerjaan konstruksi bangunan, menyusul lockdown wilayah Delhi. Kini, Jaleel hanya memperoleh penghasilan Rp19 ribu per hari dari sebelumnya Rp98 ribu. (abg)