Indoposonline.NET – PT Waskita Karya (WSKT) mengoleksi pendapatan Rp2,7 triliun sepanjang kuartal pertama 2021. Hasil itu, menukik 35,93 persen dibanding periode sama 2020 terakumulasi Rp4,16 triliun dengan rugi per saham dasar Rp3,40.
Lalu, mencatat kerugian senilai Rp46,09 miliar berbanding terbalik dari edisi sama 2020 dengan laba Rp42,69 miliar. Jasa konstruksi menjadi penyumbang pendapatan tertinggi Rp2,28 triliun atau lebih rendah dari sebelumnya Rp3,55 triliun. Kemudian, pendapatan jalan tol tercatat Rp175,21 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp114,97 miliar, penjualan precast tercatat Rp98,56 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp280,71 miliar.
Baca juga: Bank Syariah Indonesia Boyong 5 Penghargaan InfoBank Banking Service Excellence Award 2021
Hasil itu, merefleksikan kondisi sektor konstruksi masih dalam tahap pemulihan dari dampak pandemi Covid-19. Per 31 Maret 2021, Waskita mempunyai lebih dari 100 proyek senilai Rp51 triliun. Beberapa proyek tengah dikerjakan antara lain Jalan Tol Prabumulih-Muara Enim, Tol Jakarta-Cikampek II Selatan, Transmisi listrik 500 KV Sumatera, Bendungan Leuwikeris, dan Bendungan Tiga Dihaji.
Waskita dalam proses penyelesaian proyek Bendungan Way Sekampung diharapkan dapat diresmikan dalam waktu dekat. ”Meski terdampak Covid-19, profitabilitas operasional kuartal pertama 2021 tumbuh signifikan dibanding kuartal empat 2020,” tutur Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma, Selasa (29/6).
Baca juga: Asa Terakhir Usai Garuda Indonesia Gagal Bayar Sukuk USD500 Juta
Merujuk data laporan keuangan kuartal pertama 2021, Waskita Karya mencatat laba bruto Rp306 miliar. Capaian itu, dinilai jauh lebih baik dibanding akhir 2020 dengan kerugian bruto Rp1,98 triliun. ”Keunggulan operasional akan terus ditingkatkan dengan implementasi lean construction, digitalisasi proses bisnis, inovasi dan efisiensi,” imbuh Taufik.
Waskita Karya juga sukses mencatat kas bersih aktivitas operasi positif Rp876 miliar, didorong penerimaan dari pelanggan Rp 5,5 triliun. Waskita juga mencatat total aset Rp105 triliun, total liabilitas Rp88,5 triliun, dan total ekuitas Rp16,5 triliun.
Baca juga: Seriusi Bisnis Digital, Telkom Suntik Modal Gojek Rp6,4 Triliun
Fokus perusahaan menurunkan level utang, dan beban bunga dengan beberapa strategi utama. Yaitu divestasi saham jalan tol, restrukturisasi keuangan, dukungan pemerintah dalam bentuk penjaminan pinjaman, dan surat utang. ”Bunga pinjaman sangat signifikan menyumbang porsi beban Waskita. Mayoritas bunga dari pinjaman untuk investasi jalan tol,” ucap Taufik.
Sejauh ini, Waskita sudah melepas 3 ruas tol kepada sejumlah investor. Proses divestasi ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi selesai April lalu. Sementara finalisasi divestasi 2 ruas lain diharap dalam waktu dekat. Total nilai dari 3 transaksi itu, mencapai Rp4,3 triliun.
Baca juga: Pompom Saham Marak, Ini Perisai Jitu Lindungi Investor
Tahun ini, Waskita mematok divestasi 8-9 ruas tol senilai Rp10 triliun. Waskita juga diproyeksikan dapat mengurangi utang Rp20 triliun dengan catatan seluruh rencana divestasi tidak meleset. Seluruh entitas grup Waskita tengah mengajukan restrukturisasi keuangan kepada kreditur perbankan. Saat ini, anak usaha Waskita telah memperoleh persetujuan kreditur untuk restrukturisasi pinjaman senilai lebih dari Rp5 triliun.
Kini tengah dilakukan pembahasan Master Restructuring Agreement (MRA) dengan seluruh kreditur. Waskita berharap perjanjian restrukturisasi dapat ditandatangani pada kuartal tiga mendatang. Waskita juga dalam proses mendapat penjaminan dari pemerintah atas pinjaman dan obligasi senilai Rp15,3 Triliun. Dengan penjaminan pemerintah, Waskita dapat memperoleh pendanaan dengan tingkat bunga lebih kompetitif.
Baca juga: Lawan Covid-19, Bank Mega Aktif Jalankan Program Vaksinasi CT Corp
Penjaminan diajukan mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan nomor 211/PMK.08/2020 tahun 2020 tentang Tata Cara Pemberian Penjaminan Pemerintah untuk Badan Usaha Milik Negara Dalam Rangka Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional.
Pada 21 Juni 2021 lalu, perusahaan telah menerima surat persetujuan prinsip dari Kementerian Keuangan soal penjaminan pemerintah atas rencana penerbitan obligasi Waskita tahun ini. Penjaminan sejenis atas pinjaman sedang dalam proses finalisasi. Dukungan konkret pemerintah itu, menunjukkan arah penyehatan keuangan dan bisnis pada posisi on track. (abg)