Indoposonline.NET – PT Adi Sarana Armada (ASSA) akan menerbitkan obligasi konversi (convertible bond) melalui penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Saat ini, perusahaan tengah menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menerbitkan obligasi konversi.
Berdasar rencana, mayoritas dana terkumpul dari aksi itu, untuk melunasi, dan membayar sebagian pinjaman bank pada 2019 lalu dalam investasi awal bisnis kurir (Anteraja), akuisisi JBA bisnis lelang otomotif. ”Convertible bond dijalankan setelah approval OJK. Sebelumnya, harga per lembar convertible Rp750, sekarang harga sudah disesuaikan menjadi Rp1.250. Hopefully akhir Juni sudah bisa dieksekusi,” tutur Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada, Projo Sunarjanto, secara virtual, Sabtu (26/6).
Baca juga: Terbangi Australia, Garuda Indonesia Maksimalkan Rute via Sydney
Obligasi konversi tidak diambil para pemegang saham akan diambil International Finance Corporation (IFC), anggota World Bank Group. IFC bertindak sebagai pembeli siaga (standby buyer) dalam rights issue tersebut. Adi Sarana berharap dapat menekan biaya bunga pinjaman dengan penerbitan obligasi konversi.
”Melakukan rights issue dan convertible bond dengan zero coupon, tidak ada bunga. Di kasih dana dari IFC, IFC dapat saham sekitar 15 persen dua tahun lagi, turunkan cost of fund,” ucapnya.
Baca juga: Medco Energi Berbalik Untung USD3,29 Juta
Kepada Bursa EFek Indonesia (BEI), jumlah obligasi konversi ditawarkan sebanyak 600 juta, bersifat zero coupon, dan diterbitkan tanpa warkat (scripless). Rencananya, setiap pemegang 453 saham lama tercatat pada 14 Juni 2021, berhak memperoleh 80 HMETD baru. (abg)