indoposnews.co.id – PT Akulaku Silvrr Indonesia kembali menjaring saham Bank Neo Commerce (BBYB). Hanya dalam tempo dua hari perdagangan, Akulaku memborong 2.695.000 atau 2,69 juta lembar. Transaksi dilakukan pada 22-23 Maret 2022.
Pada 22 Maret 2022, Akulaku menjala 1,3 juta lembar atau setara 0,02 persen. Kemudian, lanjut pada 23 Maret 2022, Akulaku membeli 1,39 juta lembar setara 0,01 persen. Sayangnya, transaksi itu masih berselimut misteri karena tanta dilengkapi dengan harga pelaksanaan.
Baca juga: Melesat 80 Persen, Summarecon Agung Catat Laba Bersih Rp323,70 Miliar
Menyusul transaksi itu, koleksi saham Akulaku di tubuh manajemen Bank Neo terus membengkak. Kini, Akulaku mengempit 2,38 miliar lembar atau setara 25,36 persen. Bertambah 0,03 persen dari sebelumnya hanya 2,38 miliar lembar alias 25,33 persen.
Sebelumnya, pada 18 Maret 2022, Akulaku menyapu saham Bank Neo 965.200 lembar. Menyusul aksi borong itu, koleksi saham Akulaku makin gendut. Tepatnya, bertambah menjadi 2.386.689.754 atau 2,38 miliar lembar alias setara 25,33 persen dari sebelumnya hanya 2.385.724.554 lembar atau ekuivalen dengan 25,32 persen.
Baca juga: Ekspansi Global, BSI Gandeng Sejumlah Bank di Uni Emirat Arab
Periode 21-22 Februari 2022, dan 10 Maret 2022, Akulaku Silvrr menyerok 3.250.000 atau 3,25 juta lembar Bank Neo. Pembelian Akulaku Silvrr pada 21 Februari 2022 sebanyak 550 ribu lembar, lalu pada 22 Februari 2022 mengakumulasi 600 ribu lembar, dan pada 10 Maret 2022 menyapu bersih 2,1 juta lembar.
Menyusul transaksi itu, Akulaku Silvrr kini menguasai saham Bank Neo 2.384.224.554 atau 2,38 miliar lembar atau 25,31 persen. Bertambah 0,04 persen dari sebelumnya 2.380.424.554 alias 2,38 miliar lembar setara 25,27 persen.
Baca juga: Jual Saham Sumber Global, Investor Ritel Ini Raup Rp242,70 Juta
Berdasar informasi terbaru, Bank Neo merancang right issue 5 miliar lembar. Saham baru itu, dipersenjatai nilai nominal Rp100 per saham. Pemodal berhak menyerap right issue dengan nama terdaftar sebagai pemegang saham pada 12 Mei 2022 pukul 16.00 WIB.
Seluruh dana hasil right issue setelah dikurangi biaya-biaya emisi seluruhnya untuk memperkuat modal inti, modal kerja pengembangan usaha perseroan berupa penyaluran kredit, dan kegiatan operasional perbankan lainnya. (abg)